Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris

Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris

Posted on

Slingadigital.com – Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris. Keris, dengan hulu yang disebut uyeng-uyeng, tidak sekadar sebuah senjata. Di dalam kebudayaan Nusantara, setiap hulu keris mengandung makna yang dalam dan kompleks. Simbol-simbol yang terukir di hulu keris tidak hanya memperindah, tetapi juga memuat cerita-cerita luhur dan nilai-nilai budaya yang tersirat.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris. Mulai dari interpretasi simboliknya yang kaya akan filosofi dan kebijaksanaan hingga pengaruhnya dalam praktik kehidupan sehari-hari. Mari kita menggali lebih dalam, memahami bagaimana keris dan hulu uyeng-uyeng menjadi simbol yang mencerahkan makna dan kesejahteraan bagi pemiliknya.

Mengenal Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris

Unyeng-unyeng pada hulu keris (dikenal juga sebagai deder/jejer keris) adalah ciri khas yang menarik dalam seni perkerisan Nusantara. Fenomena ini terjadi ketika serat kayu membentuk lingkaran-lingkaran kecil yang berlapis-lapis, karena pada tempat tersebut pernah tumbuh ranting. Dalam tradisi perkerisan khususnya di wilayah Surakarta dan Yogyakarta, hulu keris yang terbuat dari Kayu Tayuman (Cassia Laevigata) dengan unyeng-unyeng yang memiliki diameter minimal dua milimeter dianggap memiliki keistimewaan tertentu.

Unyeng-unyeng pada hulu keris dipercaya oleh sebagian orang memiliki tuah atau keberkahan tersendiri. Jenis tuah yang dimiliki dan namanya bervariasi tergantung dari letak dan karakteristik unyeng-unyeng tersebut pada hulu keris. Secara tradisional, setiap unyeng-unyeng dianggap memiliki pengaruh yang unik terhadap kekuatan atau energi yang dimiliki keris tersebut, serta mempengaruhi nasib atau perlindungan bagi pemiliknya.

Baca Juga:  Filosofi Keris Buntel Mayit Secara Lengkap

Pentingnya unyeng-unyeng tidak hanya dalam konteks fisik atau estetika, tetapi juga dalam dimensi spiritual dan simbolis. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya makna dan kompleksitas yang terkandung dalam setiap detail hulu keris, yang menjadi pusat perhatian dalam warisan budaya Nusantara yang kaya akan filosofi dan kearifan lokal.

Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris

Unyeng-unyeng dalam istilah umum sebetulnya adalah mata kayu yang membentuk lingkaran kecil berlapis-lapis (konsentris). Mata kayu ini biasanya merupakan cabang atau ranting dari dahan pohon. Unyeng-unyeng mempunyai beragam bentuk dan tuahnya. Masyarakat keris meyakini bahwa soal tuah dari unyeng-unyeng biasanya bergantung dari diameter unyeng-unyeng tersebut, dari dua milimeter hingga kira-kira lima milimeter.

Berikut adalah ragam dan jenis Tuah Unyeng-Unyeng Pada Hulu Keris, yang memiliki makna dan pengaruh berbeda-beda bagi pemiliknya:

1. Sunggi

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian mbun-mbunan (atas kepala) keris. Sunggi dipercaya dapat mendatangkan tuah kecerdasan dan meningkatkan ingatan yang tajam bagi pemiliknya. Penggunaan Sunggi sering dicari oleh mereka yang menghargai kecerdasan dan kejernihan pikiran.

2. Pupuk/Sotya

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian bathuk atau dahi jejeran. Pupuk atau Sotya memiliki reputasi untuk memberikan kekuatan magis yang dapat membantu pemiliknya memilih teman dengan bijaksana dan meningkatkan kekayaan. Ini sering dicari oleh pedagang dan pengusaha karena dianggap dapat mempertajam insting dalam berdagang.

3. Bopong

Merupakan unyeng-unyeng yang terdapat di bagian dhadha (pipi). Bopong diyakini dapat memperkuat karakter dan integritas seseorang, terutama dalam pelayanan publik. Di masa lalu, Bopong sering dicari oleh pegawai negeri atau pamong praja karena dianggap dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengabdi kepada masyarakat.

4. Puser

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian weteng (perut) jejeran. Puser dipercaya memberikan tuah berupa kemakmuran dalam sandang dan pangan bagi pemiliknya. Ini menjadi pilihan yang dihargai bagi mereka yang mencari stabilitas ekonomi dan keamanan material.

Baca Juga:  Khasiat Batu Akik Puser Bumi : Lengkap

5. Asmaradana

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian depan bungkul (pinggang). Jejeran dengan Asmaradana dipercaya mampu memudahkan pemiliknya dalam bergaul dengan lawan jenis dan meningkatkan keahlian dalam bermesraan. Ini sering dicari oleh mereka yang menginginkan keberuntungan dalam hubungan interpersonal.

6. Sumping

Unyeng-unyeng yang muncul di bagian pilingan (samping kepala) keris, bisa di sisi kiri, kanan, atau kedua-duanya. Pemilik jejeran seperti ini cenderung mudah bergaul, dipercaya orang, setia kawan, adil, dan toleran. Sumping sering dicari oleh mereka yang menghargai nilai-nilai persahabatan dan keadilan dalam interaksi sosial mereka.

7. Kempit

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian “ketiak” jejeran, baik di sisi kanan, kiri, atau kedua-duanya. Kempit dianggap memiliki tuah untuk mendatangkan kemampuan berbuat baik bagi orang-orang di sekitar pemiliknya. Ini sering dicari oleh mereka yang ingin memberikan dampak positif dalam lingkungan sosial dan komunitas mereka.

8. Satriya Sinaraja

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian pinggang, bisa di sebelah kiri, kanan, atau kedua-duanya. Satriya Sinaraja diyakini memiliki tuah yang mempermudah pemiliknya dalam mencari rezeki dan menjamin sandang pangan yang cukup. Ini menjadi pilihan yang dihargai bagi mereka yang mencari kestabilan ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

9. Gembol

Unyeng-unyeng yang terletak di bagian samping bungkul, baik di sisi kiri, kanan, atau kedua-duanya. Gembol dipercaya akan membuat pemiliknya pandai dalam menyimpan rahasia dan berhemat. Jejeran dengan Gembol sering dicari oleh mereka yang mengutamakan kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan dan menjaga privasi dalam hubungan sosial.

10. Pikul

Unyeng-unyeng di bagian bahu belakang jejeran. Pikul dianggap memberikan tuah kepada pemiliknya untuk dapat “memikul” tugas-tugas yang berat dengan kemampuan yang luar biasa. Ini menjadi pilihan bagi mereka yang mengharapkan kekuatan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup.

Baca Juga:  Motif Batik Larangan Keraton Yogyakarta

Setiap jenis unyeng-unyeng pada hulu keris memiliki nilai simbolis dan spiritual yang mendalam dalam tradisi perkerisan Nusantara. Keyakinan akan tuah mereka mencerminkan kompleksitas warisan budaya yang tidak hanya memperindah senjata tradisional, tetapi juga mengandung makna filosofis yang dalam dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Dalam warisan seni bela diri Nusantara, keris bukan sekadar senjata, melainkan sebuah simbol yang sarat dengan makna dan nilai-nilai budaya. Salah satu elemen yang memperkaya keistimewaan sebuah keris adalah tuah unyeng-unyeng pada hulu keris. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dengan mendalam tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan tuah tersebut, bagaimana nilai-nilai spiritual dan simbolisnya tercermin dalam hulu keris, serta bagaimana perawatan dan penghargaan terhadap keris ini menjadi bagian penting dari warisan budaya kita.

Dari sejarahnya yang kaya hingga penggunaannya dalam berbagai upacara adat, tuah unyeng-unyeng pada hulu keris menghadirkan sebuah cerita tentang kekuatan dan ketenangan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam setiap goresan hulu keris terdapat kebijaksanaan yang terkandung, mengajarkan kita tentang keselarasan dengan alam dan keberanian dalam menghadapi tantangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *