Slingadigital.com – Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin : Lengkap. Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin adalah salah satu dari sekian banyak doa atau dzikir yang memiliki makna mendalam dalam tradisi Islam. Kalimat ini sering kali diucapkan sebagai bentuk perlindungan dan kekuatan batin dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Bagi sebagian orang, doa ini dipercaya mampu memberikan ketenangan serta keberanian dalam menghadapi situasi sulit.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang makna, penggunaan, dan keutamaan dari bacaan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin
Berikut ini adalah bacaan surat Asy Syu’ara ayat 130 yang berbunyi waidza batostum batostum jabarin arab latin dan artinya.
وَاِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِيْنَۚ ١٣٠
- Latin : Wa idzaa batasytum batasytum jabbaariin (QS. Asy-Syu’ara:130)
- Artinya : Apabila menyiksa, kamu lakukan secara kejam dan bengis. (QS. Asy-Syu’ara:130)
Surat Asy Syu’ara diturunkan di kota Makkah sehingga surat Asy Syu’ara masuk dalam golongan surat Makkiyah.
Asy Syu’ara artinya Para Penyair, berjumlah 227 ayat, nomer surat ke 26, juz 19 dalam kitab suci Al Qur’an.
A. Arti Waidza Batostum Batostum Jabarin
Waidza Batostum Batostum Jabarin adalah frasa bahasa Arab yang terdapat dalam Surat Asy-Syu’ara Ayat 130. Frasa ini mengandung makna yang kompleks dan kaya, dengan interpretasi yang dapat bervariasi tergantung pada konteksnya.
Secara harfiah, bacaan ini dapat diterjemahkan sebagai:
- “Dan apabila kamu menyiksa, kamu menyiksa dengan kekejaman dan kezaliman yang tiada tara.”
- “Dan ketika kamu menindas, kamu menindas dengan kekejaman dan kezaliman yang tiada tara.”
Frasa ini menggambarkan tindakan penindasan dan kekejaman yang dilakukan dengan sangat berlebihan, menunjukkan sifat yang tidak hanya keras tetapi juga tidak manusiawi.
B. Analisis Kata dan Makna
- Batostum (بتَطَشَّتُمْ):
Kata ini berasal dari akar kata “batash” (بَطَشَ), yang berarti “menyiksa,” “menindas,” atau “menghancurkan.” Penggunaan kata ini dalam bentuk jamak menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Dalam frasa ini, kata “batostum” diulang dua kali (batostum batostum), menekankan intensitas dan kekejaman dari tindakan yang dilakukan. Pengulangan ini menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan sengaja dan tanpa belas kasihan. - Jabarin (جَبَّارِينَ):
Kata ini berasal dari akar kata “jabar” (جَبَرَ), yang berarti “memaksa,” “menguasai,” atau “menindas.” Dalam konteks ini, “jabarin” menunjukkan sifat-sifat kejam dan zalim, yang mencerminkan kekuatan yang digunakan tanpa memperhitungkan moralitas atau keadilan. Kata ini juga sering dikaitkan dengan tirani dan penindasan yang melampaui batas, menekankan ketidakadilan dan kekejaman.
C. Makna dan Pesan
Secara keseluruhan, frasa Waidza Batostum Batostum Jabarin membawa pesan kuat tentang dampak negatif dari penindasan dan kekejaman yang dilakukan secara berlebihan. Frasa ini mengingatkan kita akan bahaya dari kekuasaan yang disalahgunakan dan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Ayat ini merupakan peringatan terhadap perilaku yang zalim dan tidak adil, mendorong kita untuk refleksi tentang keadilan dan kemanusiaan dalam setiap tindakan yang kita lakukan.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini bisa dipahami sebagai peringatan bagi mereka yang memiliki kekuasaan agar tidak menyalahgunakannya untuk menindas atau menyiksa orang lain. Ini adalah panggilan untuk menjalankan kekuasaan dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab, serta menghindari perilaku yang merugikan orang lain secara tidak adil.
Konteks dalam Surat Asy-Syu’ara Ayat 130
Frasa Waidza Batostum Batostum Jabarin muncul dalam konteks pembahasan tentang sikap arogan dan kejam orang-orang kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Ayat ini merupakan bagian dari kisah yang lebih luas dalam Surat Asy-Syu’ara, yang menggambarkan berbagai peringatan Allah SWT kepada umat manusia melalui para nabi-Nya.
Dalam konteks ini, Allah SWT memperingatkan orang-orang kafir Quraisy bahwa tindakan penindasan dan kekejaman yang mereka lakukan terhadap orang-orang beriman tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka akan menerima balasan yang setimpal atas perbuatan mereka di dunia dan hukuman yang jauh lebih berat di akhirat kelak. Ayat ini menekankan bahwa Allah SWT tidak hanya menyaksikan setiap tindakan kezaliman tetapi juga akan mengadili dan menghukum para pelaku dengan cara yang lebih kejam dan pedih di hari kiamat.
Penjelasan Ayat
وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ Wa idza batashtum batashtum jabbarin
Artinya: Dan apabila kamu menyiksa, kamu menyiksa dengan kekejaman dan kezaliman yang tiada tara.
Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin ini mengingatkan kita bahwa Allah SWT memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan manusia, khususnya tindakan yang melampaui batas kemanusiaan seperti penindasan dan kekejaman. Frasa ini berfungsi sebagai peringatan keras bagi mereka yang memiliki kekuasaan, agar tidak menyalahgunakan otoritasnya untuk menindas orang lain secara zalim.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Hakim yang Maha Adil dan Maha Mengetahui. Setiap perbuatan manusia, baik atau buruk, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Tidak ada yang dapat lolos dari pengadilan Allah SWT, dan setiap tindakan kezaliman akan dibalas dengan keadilan yang sempurna. Pesan ini mengandung makna mendalam tentang tanggung jawab moral dan spiritual yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama mereka yang berada dalam posisi kekuasaan.
Interpretasi makna bacaan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan perspektif individu. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari ayat ini secara menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai tafsir dari para ulama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif. Hal ini akan membantu kita untuk tidak hanya memahami makna harfiah dari frasa ini tetapi juga pesan moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya.
Dengan memahami konteks dan makna dari Waidza Batostum Batostum Jabarin dalam Surat Asy-Syu’ara Ayat 130, kita diingatkan akan bahaya penindasan dan kekejaman, serta pentingnya bertindak adil dalam setiap situasi. Semoga dengan penjelasan ini, wawasan kita tentang ajaran Islam semakin bertambah, dan kita dapat lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dengan selalu berpegang pada prinsip keadilan dan kemanusiaan.
Penutup
Sebagai penutup, Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin merupakan sebuah dzikir yang memiliki keutamaan dan khasiat tersendiri bagi mereka yang mengamalkannya dengan penuh keyakinan. Dalam setiap lantunan, terdapat doa dan harapan yang dapat membawa keberkahan, perlindungan, serta kekuatan spiritual bagi yang beriman.
Melalui pengamalan yang rutin dan tulus, insyaAllah bacaan ini dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, memperkuat keimanan, dan menjadi pelindung dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus istiqomah dalam mengamalkan dzikir ini.