Slingadigital.com – Cara Menyerap Aura Mistis di Candi Ijo. Candi Ijo, sebuah peninggalan sejarah yang menyimpan lebih dari sekadar batu dan arsitektur kuno. Di balik keindahannya yang megah, tempat ini juga dikabarkan memiliki aura mistis yang mengundang rasa ingin tahu serta keinginan untuk menjelajahi lebih dalam. Melangkah di antara reruntuhan yang bersejarah ini, kita dapat merasakan hadirnya energi kuno yang mungkin menyimpan cerita-cerita mistis dari masa lampau.
Apakah ini hanya legenda atau benar adanya, keberadaan Candi Ijo terus menjadi magnet bagi para pencinta sejarah, penjelajah spiritual, dan peneliti budaya. Dengan setiap batu yang ditemukan di tempat ini, terbuka pula kesempatan untuk meresapi dan memahami hubungan manusia dengan dunia gaib yang diyakini ada di sekitarnya.
Mari kita telaah bersama Menyerap Aura Mistis di Candi Ijo serta keajaiban serta misteri yang tersembunyi di balik dinding-dinding batu purba Candi Ijo, tempat di mana sejarah dan mitos saling berpadu dan memperkaya.
Sejarah Candi Ijo
Candi Ijo, yang terletak di perbukitan dengan pemandangan alam yang menakjubkan, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang memikat di Jogja. Bangunan ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menyimpan jejak peradaban Hindu-Buddha pada masa kerajaan Mataram Kuno.
Diperkirakan dibangun antara tahun 850-900 Masehi pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi, Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh H.E. Dorrepaal pada tahun 1886. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh C.A. Rosemeire mengungkapkan temuan penting seperti arca Ganesha, arca Siwa, serta sebuah arca tanpa kepala bertangan empat yang membawa cakra. Temuan-temuan ini memberikan gambaran tentang praktik keagamaan yang dilakukan di candi ini.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh H.L. Heidjie Melville memberikan kontribusi signifikan dengan menggambarkan tata letak bangunan Candi Ijo. Selama penggalian di sumuran candi, ditemukan artefak berharga seperti lembaran emas bertulis, cincin emas, batu merjan, dan biji-bijian, yang mencerminkan kemewahan dan kompleksitas kehidupan pada masa itu.
Prasasti-prasasti yang ditemukan di candi ini juga memberikan wawasan tentang kepercayaan dan kehidupan spiritual masyarakat pada masa itu. Misalnya, Prasasti Poh mengukuhkan penamaan Candi Ijo, yang diambil dari nama perbukitan Gumuk Ijo tempat candi ini berdiri.
Meskipun tidak ada keterangan tahun secara langsung dalam prasasti-prasasti ini, analisis paleografis menempatkannya pada rentang waktu abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Prasasti-prasasti ini tidak hanya menunjukkan keterampilan seni dan keagamaan pada masa itu, tetapi juga mengisyaratkan tentang kompleksitas budaya yang berkembang di sekitar candi ini.
Dengan segala keunikan dan kekayaan sejarahnya, Candi Ijo tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik tetapi juga saksi bisu dari masa lalu yang kaya akan cerita dan peradaban yang pernah berjaya di wilayah ini.
Cara Menyerap Aura Mistis di Candi Ijo
Candi Ijo diyakini didirikan pada awal pemerintahan Kerajaan Mataram di bawah kepemimpinan Sanjaya. Jika benar, ini merupakan prestasi besar bagi Dinasti Sanjaya, diikuti dengan pembangunan Candi Prambanan dan candi lainnya di sekitarnya.
Salah satu daya tarik utama Candi Ijo adalah lingga yoni raksasa yang terdapat di dalam candi utama. Berbeda dengan candi lainnya yang banyak mengalami kerusakan, lingga yoni di Candi Ijo masih utuh dan tidak berubah seiring waktu.
Kemungkinan karena ukurannya yang besar, lingga yoni ini sulit untuk dipindahkan atau diambil oleh siapapun. Kehadiran lingga yoni juga menandakan bahwa candi ini dibangun sebagai penghormatan kepada dewa Siwa.
Struktur bangunan candi serta keberadaan lingga yoni melambangkan kekuasaan Siwa atas alam semesta. Candi ini berfungsi sebagai tempat tinggal dewa Siwa yang mengendalikan alam semesta ini.
Banyak orang meyakini bahwa kompleks Candi Ijo memancarkan aura tertentu yang dapat meningkatkan kekuasaan seseorang. Sebagai akibatnya, beberapa orang sengaja menjalankan ritual khusus untuk menyerap aura tersebut.
Tujuannya jelas untuk memastikan kekuasaannya tetap berlanjut. Bagi mereka yang mencari kekuasaan, aura ini juga diyakini dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka lebih mudah.
Tidak hanya tempat untuk ritual menyerap kekuasaan, ketiga candi perwara di depan candi utama juga sering digunakan untuk ritual. Di dalam candi terdapat arca Nandi, yang diyakini memiliki aura kemakmuran.
Ketika berkunjung ke sana, sering kali terlihat bunga dan sisa hio yang menandakan tempat ini sering digunakan untuk ritual. Arca Nandi diyakini memancarkan energi tertentu dan sering diperlakukan dengan istimewa.
Semua ini berkaitan dengan kisah Nandi sebagai tunggangan dewa, sehingga arca ini memiliki makna filosofis sebagai sarana untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Ini menjadi alasan banyak orang menjalankan ritual di tempat ini.
Pada hari-hari tertentu, pelaku ritual harus antri untuk bisa masuk ke dalam candi tempat Nandi berada. Karena banyaknya peziarah dan ukuran candi yang sempit, hanya beberapa orang yang dapat masuk sekaligus.
Masyarakat sekitar juga sering melakukan ritual agar ternak mereka dapat berkembang biak tanpa gangguan.
Misteri di Balik Candi Ijo
Salah satu dari karya yang turut menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terdapat di bangunan candi, tepatnya di teras kesembilan. Salah satunya adalah prasasti dengan kode F yang bertuliskan Bluyutan atau Guywan, yang artinya pertapaan.
Prasasti lainnya terbuat dari batu dengan ketebalan 9 cm dan tinggi 14 cm, memuat banyak mantra berupa kutukan. Mantra-mantra ini terukir sebanyak 16 kali, termasuk yang dapat terbaca, yaitu “Om sarwwawinasa”.
Kedua prasasti ini kemungkinan memiliki kaitan yang erat dengan peristiwa yang terjadi di Jawa pada masa lalu, meskipun hingga kini masih belum dapat dipastikan dengan pasti.
Selain misteri prasasti-prasasti ini, Candi Ijo juga menawarkan panorama alam yang indah yang tidak dapat ditemukan di candi lain. Jika menghadap ke arah barat dan memandang ke arah bawah, pengunjung dapat melihat pesawat mendarat dan lepas landas di Bandara Adisutjipto.
Pemandangan ini dapat dinikmati karena Candi Ijo berlokasi di lereng Pegunungan Seribu, yang juga menjadi batas timur bandara. Setiap detail pada Candi Ijo memiliki makna tersendiri, mengundang pengunjung untuk merenung, sehingga perjalanan wisata mereka menjadi lebih berkesan.
Penutup
Dalam perjalanan Menyerap Aura Mistis di Candi Ijo yang megah dan penuh sejarah, aura mistis yang memikat terasa begitu dekat. Setiap relief batu dan tiupan angin seakan mengisahkan cerita yang tersembunyi di balik keagungan candi ini. Melalui perenungan di bawah cahaya senja yang menyapu reruntuhan, kita bisa merasakan kehadiran spiritual yang menghantui, menginspirasi, dan mengangkat keindahan masa lalu yang tak terlupakan.
Candi Ijo bukan sekadar struktur batu kuno; ia adalah jendela ke dunia yang hilang, tempat di mana masa lalu bertemu dengan kehadiran kita. Dalam setiap sudut, ada jejak kebesaran yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tetapi hanya dirasakan melalui hati yang terbuka. Mungkin inilah keajaiban sejati dari situs bersejarah ini — kemampuannya untuk menyerap dan memancarkan kehadiran mistis yang mempesona, menyentuh jiwa, dan mengingatkan kita akan kebesaran yang ada di sekitar kita.
Jadi, sambil langit berubah warna di atas Candi Ijo, biarkan diri kita terbawa oleh keajaiban tempat ini. Mari kita lepaskan diri ke dalam cerita-cerita masa lalu yang tersembunyi di antara dinding batu, dan biarkan aura mistisnya meresap ke dalam jiwa kita. Sebab, di balik keindahan arsitektur dan kekayaan sejarahnya, terdapat kekuatan yang menghidupkan kembali kisah-kisah lama yang telah menjadi bagian dari warisan kita.