SlingaDigital – Amalan Bacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Dalam pantheon spiritual Islam, Syeikh Abdul Qodir Al Jailani menonjol sebagai salah satu tokoh besar yang membawa cahaya dan keberkahan. Namun, seberapa dalam pemahaman kita akan amalan bacaan Manaqib yang terkait dengannya? Dalam artikel ini, kita akan memandang lebih dekat pada kekayaan spiritual dari bacaan Manaqib, serta memahami makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
Melalui pemahaman yang mendalam mengenai bacaan Manaqib, kita dapat membuka pintu menuju kekuatan rohaniah yang tak terbatas. Bacaan ini bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah jendela yang menghubungkan kita dengan kebesaran dan keberkahan yang lebih tinggi. Mari kita bersama-sama menjelajahi dan merasakan kehadiran spiritual yang terkandung dalam amalan bacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani.
Sejarah Syeikh Abdul Qodir Al Jailani
Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, juga dikenal sebagai Al-Ghawth Al-Azam (Pertolongan Terbesar), adalah seorang tokoh ulama dan sufi besar dalam tradisi Islam. Ia lahir pada tanggal 1 Ramadhan tahun 470 H di wilayah Asy-Syatibi di Persia (sekarang Iran) dan wafat pada tahun 561 H.
Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani memulai pendidikannya di kota Nisapur, di mana ia mempelajari berbagai disiplin ilmu agama Islam seperti Fiqh (hukum Islam), Hadis (tradisi kenabian), Tafsir (penafsiran Al-Quran), dan Tasawuf (mistisisme Islam).
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani melakukan perjalanan untuk memperdalam ilmu agama dan mendalami ajaran-ajaran sufi di berbagai pusat ilmu di Timur Tengah dan Asia Barat.
Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dikenal karena ketinggian ilmunya dan keutamaannya dalam bidang tasawuf. Ia menuliskan banyak karya ilmiah, termasuk risalah-risalah tentang ajaran tasawuf dan panduan praktik spiritual.
Beliau merupakan pendiri Tarekat Qadiriyah, salah satu tarekat sufi yang paling terkenal di dunia Islam. Tarekat ini mengajarkan metode-metode dan prinsip-prinsip untuk mencapai keberkahan spiritual dan kedekatan dengan Allah.
Tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani menyebar luas dan memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia, dari Timur Tengah hingga Asia Selatan.
Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani mengajarkan ajaran-ajaran sufi yang menekankan pentingnya mengingat Allah, memurnikan hati, dan mencapai kecintaan kepada-Nya.
Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dihormati dan dianggap sebagai salah satu wali Allah yang besar. Ia meninggalkan warisan spiritual yang masih mempengaruhi kehidupan umat Islam hingga hari ini.
Sebagai sosok ulama dan sufi terkemuka, Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani meninggalkan jejak sejarah yang besar dalam dunia Islam. Pengajaran dan ajarannya masih terus diwarisi dan diamalkan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Amalan Bacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani
Secara umum, ada 2 manaqib yang dibaca masyarakat, yaitu manaqib an-Nur al-Burhani dan kitab manaqib Jawahir al-Ma’ani yang ditulis KH Jauhari Umar Pasuruan. Tetapi di Madura, tradisi manaqiban disebut Jailanian dan Sabellesen yang membaca wirid Qadiriyah. Berikut contoh di bawah ini.
x اَللهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّد وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّد ٣٣
x اَلصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ٣٣
x يَا هَادِي، يَا عَلِيْمُ، يَاخَبِيْرُ، يَا عَلِي، يَا مُبِيْنُ ٣٣
Terkadang, tradisi dimulai dengan membaca Surat Yasin, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan ayatul kursi, sementara hidangan yang disuguhkan biasanya berisi daging ayam atau hidangan serupa.
Namun, ada beberapa individu yang memandang tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat ini sebagai bid’ah. Padahal, menceritakan kisah-kisah para pendahulu dengan niat untuk meniru dan mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman yang dicontohkan serta mengembangkan rasa cinta adalah sesuatu yang dianjurkan oleh Allah.
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ وَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللهِ فَاِذَا جَآءَ اَمْرُ اللهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul pun membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila telah datang perintah Allah (hari kiamat), diputuskanlah (segala perkara) dengan adil. Ketika itu, rugilah para pelaku kebatilan. (QS. Ghafir: 78)
Dikuatkan lagi dengan hadits nabi.
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ (رواه البخاري)
Artinya: Dari Abdillah dari Nabi Saw, bahwasanya beliau bersabda: “Seseorang itu bersama orang yang dicintai.
Menurut para ulama, tradisi manaqiban, Jailanian dan Sabellesen yang diniati tabarukan kepada wali itu sangat dianjurkan. Sebagaimana didawuhkan Abdullah bin Alawi al-Haddad.
علم يَنْبَغِي لِكُلِّ مُسْلِم طَالِبِ الْفَضْلِ وَالْخَيْراتِ اَنْ يَلْتَمِسُ الْبَرَكَاتِ وَالنَّفَحَاتِ وَاسْتِجَابَة الدُّعَاءِ وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ فِي حَضَرَاتِ الْأَوْلِيَآءِ فِي مَجَالِسِهِمْ وَجَمْعِهِمْ اَحْيَاءً وَاَمْوَاتًا وَعِنْدَ قُبُوْرِهِمْ وَحَالَ ذِكْرِهِمْ وَعِنْدَ كَثْرَةِ الْجُمُوعِ فِي زِيَارَاتِهِمْ وَعِنْدَ مُذَاكَرَاتِ فَضْلِهِمْ وَنَشْرِ مَنَاقِبِهِمْ (مصباح الأنام وجلاء الظلم، ص ١٠)
Artinya: Ketahuilah! Ssebaiknya setiap muslim pemburu keutamaan dan kebaikan, untuk mencari berkah dan anugerah, terkabulnya doa dan turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan kumpulan mereka, baik yang masih hidup ataupun sudah mati. Dan di kuburan mereka, ketika mengingat mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam berziarah kepada mereka, serta ketika mengingat keutamaan mereka, dan pembacaan riwayat hidup mereka.
Dengan demikian, tradisi membaca manaqib wali yang dapat membawa kebaikan bahkan menggerakkan untuk berbuat baik itu hukumnya diperbolehkan, malah dianjurkan. Sebab manaqib (riwayat hidup) orang mulia lazimnya dipenuhi dengan keteladanan.
Penutup
Itulah beberapa informasi tentang Amalan Bacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani yang bisa SlingaDigital Bagikan. Dalam setiap bacaan, terdapat kedalaman makna dan kekuatan yang menghubungkan kita dengan warisan spiritual yang luar biasa.
Amalan bacaan Manaqib bukan hanya serangkaian kata-kata, melainkan jendela menuju keberkahan dan kebijaksanaan yang terkandung dalam ajaran-ajaran Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani. Semoga kita terus merenungkan dan mengamalkan ajaran sufi yang memperkaya perjalanan rohaniah kita.
Dengan membiarkan keberkahan dari amalan ini mengalir dalam kehidupan kita, kita dapat menghormati dan meneruskan warisan spiritual dari seorang tokoh ulama dan sufi besar. Semoga kita semua mendapat manfaat dan mendekatkan diri kepada Allah melalui perjalanan rohaniah ini.