SlingaDigital – Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap. Sejarah Nusantara yang kaya dengan ragam kebudayaan dan kejayaan menyimpan satu bab yang tak terlupakan: Kerajaan Sriwijaya. Sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara, Sriwijaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan, tetapi juga mencatat prestasi gemilang dalam sejarah politik dan pelayaran.
Dalam artikel ini, kita akan menyusuri jejak kejayaan Sriwijaya, mulai dari akar sejarahnya yang dalam, perkembangan ekonomi dan budayanya yang gemilang, hingga masa kejatuhan yang menjadi poin kunci perubahan peta politik dan budaya di kawasan ini. Mari kita melangkah mundur dalam waktu dan menggali keberlanjutan peradaban yang membanggakan ini, yang menorehkan namanya dalam sejarah gemilang Indonesia.
Sriwijaya, sebuah kerajaan yang misterius dan megah, telah meninggalkan jejak sejarah yang mengagumkan di Nusantara. Dengan keberadaannya yang mencakup berabad-abad, Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu keajaiban sejarah Indonesia yang tidak terlupakan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan panjang dan gemilang Kerajaan Sriwijaya, merunut asal-usulnya, pertumbuhannya yang pesat, dan bagaimana kejayaannya merajut kisah-kisah yang penuh warna dalam lanskap sejarah Nusantara. Mari kita simak dengan seksama, karena kita menyusuri jejak yang melibatkan perdagangan, kebudayaan, dan kebijaksanaan pemerintahan, menggali rahasia sebuah kerajaan yang pernah menjadi pusat kejayaan di bumi ini.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di pulau Sumatra, merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara pada masa lampau. Berikut adalah garis besar sejarah Kerajaan Sriwijaya:
1. Pembentukan dan Puncak Kejayaan
Pada Abad ke-7 M Kerajaan Sriwijaya diduga mulai terbentuk pada abad ke-7 M. Kota Palembang menjadi pusat politik dan ekonomi yang strategis.
Letak geografis Sriwijaya di jalur perdagangan laut internasional memberikannya keunggulan sebagai pusat perdagangan. Pelabuhan Sriwijaya menjadi tempat persinggahan bagi kapal-kapal dari Timur Tengah, India, Cina, dan wilayah Asia Tenggara.
2. Ekspansi dan Pengaruh Budaya
Pada Abad ke-8 M hingga ke-11 M Sriwijaya mengalami masa ekspansi yang signifikan di bawah pemerintahan Maharaja Dharmasetu. Pengaruhnya meluas hingga Semenanjung Malaya, Jawa, Kalimantan, dan bagian dari Filipina.
Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Buddha di wilayah ini. Borobudur, sebuah candi Buddha terbesar di dunia, mungkin menjadi hasil kerjasama budaya antara Sriwijaya dan Kerajaan Mataram di Jawa.
3. Masa Keemasan dan Kehancuran
PAda Abad ke-11 M Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sriwijaya Maharaja, yang terkenal dengan keberhasilannya mempertahankan kerajaan dari ancaman Chola dari India.
Keberhasilan Sriwijaya dalam menguasai jalur laut dan pelayaran membuktikan kekuatan maritimnya. Ini tergambar dalam catatan perjalanan I Ching, seorang biksu Tiongkok.
4. Penurunan dan Kehancuran
PAda Abad ke-13 M Sriwijaya mengalami penurunan signifikan, sebagian disebabkan oleh serangan Mongol yang menghancurkan sebagian besar infrastruktur maritim di Asia Tenggara.
Sriwijaya kemudian menjadi wilayah bawahan Majapahit dari Jawa. Proses ini menandai akhir dari kejayaan Sriwijaya sebagai kekuatan independen.
5. Pentingnya Sriwijaya dalam Sejarah Indonesia
Meskipun tidak lagi menjadi kekuatan politik utama, Sriwijaya meninggalkan warisan budaya yang kuat, terutama dalam seni dan arsitektur, yang masih terlihat dalam situs-situs bersejarah di Palembang dan sekitarnya. Pengalaman Sriwijaya sebagai kerajaan maritim telah membentuk identitas maritim Indonesia dan memainkan peran penting dalam pembentukan jalur perdagangan laut di kawasan ini.
Sriwijaya, dengan perannya dalam perdagangan dan penyebaran budaya, memberikan kontribusi besar pada pembentukan sejarah awal Indonesia dan wilayah sekitarnya. Meskipun sudah lama hilang sebagai kekuatan politik, warisan Sriwijaya tetap hidup dalam jejak sejarah dan budaya Nusantara.
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya dari Negara Asing
Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya dari negara asing dapat ditemukan dalam berbagai catatan sejarah dan sumber-sumber tertulis dari berbagai bangsa yang memiliki hubungan dengan kerajaan tersebut. Beberapa sumber yang dapat diidentifikasi meliputi:
1. Catatan Tiongkok
Dinasti Tang (618-907 M) merupakan salah satu sumber utama yang mencatat hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Catatan Tiongkok, seperti “Zhufanzhi” (Kronik Pengembaraan) dan “Chu-fan-chi” (Catatan Perjalanan ke Negeri Barat), memberikan informasi tentang hubungan perdagangan dan politik antara Tiongkok dan Sriwijaya.
2. Catatan Arab
Beberapa catatan dari penjelajah Arab, seperti Ibnu Khurdadzbih dan Ibnu Rustah, memberikan informasi tentang kerajaan maritim di Nusantara, termasuk Sriwijaya. Mereka mencatat aktivitas perdagangan dan kekayaan kerajaan ini.
3. Catatan India
Beberapa sumber India, seperti kitab klasik “Rajatarangini” karya Kalhana, memberikan sedikit gambaran tentang hubungan antara India dan Sriwijaya. Aktivitas perdagangan, kebudayaan, dan pengaruh agama Buddha dan Hindu dapat terlihat dalam catatan ini.
4. Catatan Eropa
Penjelajah Eropa, seperti Marco Polo dan Odoric dari Pordenone, mencatat tentang wilayah-wilayah di Asia Tenggara, termasuk kemungkinan hubungan dengan kerajaan-kerajaan di kawasan tersebut. Namun, informasi dari sumber ini sering kali bersifat tidak pasti dan berdasarkan laporan dari orang lain.
5. Artefak dan Benda-Benda Arkeologis
Benda-benda arkeologis, seperti ukiran, arca, dan prasasti, juga menjadi sumber informasi tentang Kerajaan Sriwijaya. Penemuan-penemuan ini memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari, kepercayaan agama, dan perkembangan seni dan budaya di masa lalu.
Sumber-sumber tersebut memberikan sudut pandang yang beragam dan saling melengkapi untuk membentuk gambaran sejarah Kerajaan Sriwijaya.
Penutup
Itulah beberapa informasi tentang yang bisa SlingaDigital Bagikan. Sejarah Kerajaan Sriwijaya merupakan halaman yang gemilang dan penuh dengan kekayaan budaya, ekonomi, dan maritim. Dari catatan perjalanan biksu Tiongkok hingga laporan pedagang Arab, jejak Sriwijaya meresap dalam catatan-catatan asing, menceritakan kejayaan dan keagungan sebuah kerajaan maritim yang menjadi jantung perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara.
Sriwijaya tidak hanya menciptakan keberlanjutan sejarah dalam seni, arsitektur, dan agama Buddha, tetapi juga menjadi pulau pelabuhan bagi kekayaan dunia yang berdatangan melalui Laut Cina Selatan. Namun, seperti halnya banyak kerajaan besar, masa kejayaan itu tak abadi.
Pada titik tertentu, Sriwijaya turun dari panggung internasional, meninggalkan warisan yang terpahat dalam batu candi dan cerita sejarah. Sebagai penanda penting dalam evolusi peradaban Nusantara, Sriwijaya menunjukkan kepada dunia bagaimana perdagangan, kekayaan, dan budaya bisa menyatu, menciptakan periode keemasan yang tak terlupakan.