Slingadigital.com – Jenis dan Mitos Burung Perkutut Hitam : Secara Lengkap. Burung Perkutut Hitam adalah salah satu jenis burung yang memiliki tempat istimewa dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia. Selain dikenal karena keindahan suaranya, burung ini juga menyimpan berbagai mitos dan cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai Jenis dan Mitos Burung Perkutut Hitam, dari kepercayaan mengenai keberuntungan hingga kisah-kisah mistis yang mengelilinginya. Yuk, mari kita telusuri lebih dalam tentang Jenis dan Mitos Burung Perkutut Hitam.
Mengenal Perkutut Jawa
Perkutut Jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung yang termasuk dalam suku Columbidae dan genus Geopelia. Burung ini terkenal di kalangan pecinta burung karena keindahan suaranya yang khas dan sifatnya yang tenang. Sebagai burung pemakan biji-bijian, Perkutut Jawa juga kadang-kadang memakan serangga di habitat aslinya.
Perkutut Jawa, yang sering kali disebut sebagai perkutut lokal, memiliki tubuh berukuran kecil sekitar 21 cm. Burung ini memiliki tubuh ramping dan ekor panjang. Kepalanya berwarna abu-abu dengan leher dan sisi tubuh yang dihiasi garis-garis halus. Punggungnya berwarna cokelat dengan tepi hitam, dan bulu sisi terluar ekornya berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris matanya berwarna abu-abu biru, paruhnya juga abu-abu biru, sedangkan kakinya berwarna merah jambu tua.
Mereka hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, biasanya terlihat mencari makan di permukaan tanah. Selain itu, mereka sering berkumpul di sekitar sumber air untuk minum. Sarang Perkutut Jawa berbentuk datar dan tipis, terbuat dari ranting-ranting, dan biasanya berisi dua butir telur berwarna putih. Musim berkembang biak burung ini berlangsung dari bulan Januari hingga September.
Salah satu ciri khas Perkutut Jawa adalah suaranya yang relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis perkutut lain seperti Perkutut Thailand atau Perkutut Bangkok. Meski suaranya tidak sekeras saudaranya dari Thailand, keindahan dan keunikan suara Perkutut Jawa tetap menarik perhatian banyak penggemar burung di Indonesia.
Jenis dan Mitos Burung Perkutut Hitam
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang empat jenis Perkutut Hitam lokal beserta mitos-mitos yang menyertainya.
Perkutut lokal memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Selain suaranya yang merdu, burung ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos, yang kadang tidak masuk akal. Beberapa jenis Perkutut lokal juga dianggap memiliki pengaruh yang dapat mempengaruhi kehidupan pemiliknya. Ada yang dipercaya membawa pengaruh positif, dan ada juga yang dianggap membawa pengaruh negatif. Perkutut Hitam yang dimaksud tidak selalu memiliki bulu hitam secara keseluruhan, melainkan bisa memiliki warna hitam pada bagian-bagian tubuh lainnya seperti mata, paruh, atau kaki.
Berikut adalah empat Jenis dan Mitos Burung Perkutut Hitam yang menyertainya :
1. Perkutut Katuranggan Wisnu Tinundung
Perkutut Katuranggan Wisnu Tinundung memiliki ciri khas pada bulu-bulunya yang berwarna kehitaman, tetapi tidak merata atau belang-belang. Jenis perkutut ini dinilai tidak baik untuk dipelihara, karena menurut mitos, memelihara Perkutut Wisnu Tinundung dapat membuat keinginan atau cita-cita pemiliknya sulit tercapai.
Warna hitam yang tidak merata pada bulu-bulu perkutut ini melambangkan datangnya kegelapan yang dapat menutupi keberuntungan atau melambangkan rintangan. Energi yang dipancarkan oleh perkutut ini dianggap kurang baik, sehingga lebih disarankan untuk memelihara burung perkutut yang bagus secara fisik, suara, perilaku, dan batu rangganya agar bisa membawa kebahagiaan dan energi positif bagi pemiliknya.
Meski demikian, terdapat makna tersirat dari keturunan yang berkaitan dengan mitos tentang perkutut ini. Hal ini melambangkan hilangnya keberkahan dan pengusiran keberuntungan. Dalam kepercayaan Hindu, Wisnu adalah dewa yang bertugas memelihara semua ciptaan Tuhan dengan sebaik mungkin untuk menciptakan keseimbangan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia.
2. Perkutut Katuranggan Wisnu Murti
Perkutut Katuranggan Wisnu Murti memiliki ciri khusus pada bagian kaki, paruh, dan matanya yang berwarna hitam. Jenis perkutut ini dinilai baik untuk dipelihara karena dipercaya dapat memberikan wibawa dan pengayoman kepada pemiliknya.
Namun, tidak semua orang cocok memelihara Perkutut Wisnu Murti karena sifatnya yang pemilih. Burung ini lebih cocok dipelihara oleh seorang pemimpin, karena konon pada zaman dahulu hanya raja dan para pemimpin yang diperbolehkan memeliharanya. Wisnu Murti adalah perwujudan Dewa Wisnu yang menjadi besar dan menyeramkan, tetapi bermakna kedamaian. Sebagai dewa pemelihara dalam konsep Trimurti, Dewa Wisnu senantiasa memelihara semua ciptaan Tuhan dengan sebaik mungkin.
Ketika manusia berbuat banyak kesalahan dan dianggap sudah melewati batas, nasihat-nasihat dari Dewa Wisnu bisa bersifat keras, dan puncaknya adalah kemarahan yang bertujuan untuk mengembalikan kedamaian. Dengan demikian, memelihara Perkutut Wisnu Murti dapat memberikan wibawa dan pengayoman, serta membawa keseimbangan dan kedamaian dalam kehidupan pemiliknya.
3. Perkutut Wisnu Wicitra
Perkutut Wisnu Wicitra memiliki ciri khusus pada bulu-bulunya yang berwarna kehitaman, serta bagian paruh, kaki, dan kukunya juga berwarna kehitaman. Nama “Wisnu” merujuk pada dewa pemelihara dalam konsep Trimurti, sedangkan “Wicitra” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti citra atau rupa, sehingga dapat diartikan sebagai burung yang menyerupai Dewa Wisnu. Dalam penggambaran umum, Dewa Wisnu dilukiskan sebagai sosok laki-laki yang berkulit hitam kebiruan.
Perkutut katuranggan Wisnu Wicitra dinilai baik untuk dipelihara karena dipercaya memiliki tuah untuk pengayoman dan kewibawaan. Konon, orang yang memelihara perkutut ini akan memiliki kehidupan yang tentram, damai, dan dihormati oleh banyak orang. Namun, tidak semua orang cocok memelihara perkutut Wisnu Wicitra karena sifatnya yang pemilih. Burung ini memiliki perbawa yang besar dan lebih cocok dipelihara oleh seorang pemimpin.
Selain itu, Perkutut Wisnu Wicitra juga memiliki makna filosofis untuk mengingatkan pemiliknya agar memiliki sifat seperti Dewa Wisnu, yaitu mengayomi dan rendah hati dalam menyikapi segala hal. Dengan demikian, memelihara Perkutut Wisnu Wicitra dapat memberikan pengayoman, kewibawaan, serta kedamaian dalam kehidupan pemiliknya.
4. Perkutut Cemani
Perkutut Cemani adalah jenis burung perkutut yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, terutama perkutut cemani lokal alam. Ada beberapa jenis Perkutut Cemani yang dikenal oleh para penggemar burung perkutut, salah satunya adalah Perkutut Cemani Majapahit. Perkutut Cemani Majapahit dan Perkutut Cemani Kol Buntet sebenarnya merujuk pada jenis yang sama.
Keduanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu bulunya berwarna hitam dan luriknya tembus dari leher sampai ke bagian tubuh. Perkutut Cemani dianggap lebih istimewa karena sangat langka dan konon memiliki daya magis yang kuat. Namun, perkutut ini bersifat pemilih, artinya tidak semua orang cocok untuk memeliharanya.
Perkutut Cemani memiliki energi yang cukup kuat sehingga dipercaya dapat menangkal serangan ilmu hitam dan gangguan makhluk halus. Warna hitam yang menutup rapat dari leher sampai ke bagian dubur merupakan simbol perlindungan dari segala bentuk marabahaya, terutama yang sifatnya gaib. Dengan memelihara Perkutut Cemani, pemiliknya diharapkan mendapatkan perlindungan dan keselamatan dari berbagai ancaman gaib serta mendatangkan energi positif dalam kehidupannya.
Penutup
Dalam kesimpulan dari slingadigital.com ini, Burung Perkutut Hitam bukan hanya sekedar hewan peliharaan, tetapi juga memiliki tempat khusus dalam berbagai kepercayaan dan tradisi budaya. Jenis-jenis dan mitos-mitos yang mengelilingi Burung Perkutut Hitam mencerminkan kekayaan budaya serta spiritualitas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Bagi para pecinta burung dan mereka yang percaya pada kekuatan mistisnya, Burung Perkutut Hitam tetap menjadi simbol harapan, pelindung, dan keberuntungan. Dengan memahami lebih dalam tentang jenis dan mitos Burung Perkutut Hitam, kita dapat lebih menghargai warisan budaya yang kaya ini dan menjaga kelestariannya untuk masa depan.