Slingadigital.com – Macam-Macam Jenis Puasa Kejawen : Lengkap. Puasa Kejawen adalah bagian dari praktik spiritual yang sangat kental dalam tradisi Jawa. Sebagai salah satu bentuk ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga kesucian jiwa, dan mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam semesta, puasa Kejawen memiliki berbagai jenis yang dilakukan dengan tujuan dan cara yang berbeda-beda. Puasa ini bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengatur pola pikir, perasaan, serta tindakan agar selaras dengan nilai-nilai spiritual yang diyakini oleh masyarakat Jawa.
Macam-macam jenis puasa Kejawen ini memiliki ragam bentuk dan aturan yang disesuaikan dengan kebutuhan spiritual dan tujuan dari masing-masing individu. Beberapa di antaranya dilakukan untuk mencari kekuatan batin, mendekatkan diri pada sang pencipta, hingga memohon keselamatan atau kemudahan dalam hidup. Dalam artikel ini, kita akan mengulas berbagai jenis puasa Kejawen yang telah diwariskan turun-temurun, serta makna mendalam yang terkandung dalam setiap praktiknya.
Puasa Kejawen Adalah?
Selain puasa Ramadan yang merupakan kewajiban agama bagi umat Muslim, masyarakat Jawa (Kejawen) juga memiliki tradisi puasa khusus yang dilaksanakan dengan tujuan spiritual. Puasa-puasa ini tidak bersifat wajib menurut ajaran agama, namun dianggap sebagai bentuk laku prihatin yang dapat membawa manfaat besar dalam aspek spiritual, emosional, dan bahkan fisik bagi yang melaksanakannya. Mereka yang menjalani puasa Kejawen ini percaya bahwa setiap jenis puasa memiliki tujuan tertentu, dan apabila berhasil dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, akan memperoleh energi spiritual atau kekuatan gaib yang diyakini dapat memberikan berbagai manfaat dalam kehidupan.
Kekuatan gaib yang diperoleh melalui puasa Kejawen bervariasi, tergantung pada jenis puasa yang dijalani, doa yang dipanjatkan, serta tujuan yang ingin dicapai. Beberapa orang melaksanakan puasa untuk memperoleh ilmu kesaktian, kekebalan tubuh, kewibawaan, pengasihan, atau kesuksesan dalam usaha dan kehidupan. Dalam tradisi Kejawen, puasa tidak hanya dilihat sebagai sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih sebagai upaya untuk menyucikan diri, mengendalikan hawa nafsu, dan mendekatkan diri kepada kekuatan spiritual yang lebih tinggi.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, untuk memperoleh ilmu-ilmu tertentu, seseorang harus menebusnya dengan laku prihatin, yaitu menjalani ritual khusus, salah satunya adalah puasa. Dalam beberapa jenis puasa, terdapat juga kewajiban untuk membaca mantera atau doa tertentu selama menjalani puasa tersebut. Mantera-mantera ini dipercaya memiliki kekuatan untuk mendatangkan energi positif dan membuka jalan bagi tercapainya tujuan tertentu. Setiap jenis puasa Kejawen memiliki tata cara dan aturan tersendiri yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Salah satu jenis puasa Kejawen yang cukup terkenal adalah puasa mutih. Puasa ini dilakukan oleh mereka yang ingin memperoleh ilmu gaib atau keberhasilan dalam usaha. Sesuai dengan namanya, puasa mutih mengharuskan pelakunya untuk hanya mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih selama menjalani ritual tersebut. Biasanya, yang diperbolehkan untuk dikonsumsi adalah nasi putih dan air putih, dengan tujuan untuk menjaga kesucian tubuh dan pikiran agar dapat lebih fokus dalam menjalankan doa dan mantra. Puasa mutih ini sering kali dijalani oleh mereka yang ingin memohon kelancaran dalam kehidupan, baik itu dalam usaha, karier, maupun hubungan pribadi.
Selain puasa mutih, masih banyak lagi jenis-jenis puasa lainnya dalam tradisi Kejawen yang dilakukan untuk tujuan yang berbeda, seperti puasa 7 hari, puasa 40 hari, atau puasa tertentu yang mengharuskan pelaku untuk menyepi di tempat-tempat yang dianggap keramat. Setiap jenis puasa ini memiliki makna dan manfaat tersendiri, dan hanya mereka yang benar-benar berkomitmen dapat merasakan hasilnya.
Dengan demikian, puasa Kejawen bukan hanya sekadar ritual fisik, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Ini adalah salah satu cara masyarakat Jawa untuk mendekatkan diri pada kekuatan ilahi atau energi gaib yang diyakini bisa memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan hidup.
Macam-Macam Jenis Puasa Kejawen
Puasa bukanlah ritual yang hanya dikenal dalam agama Islam. Hampir semua agama besar di dunia, termasuk Kristen, Hindu, dan Buddha, memiliki tradisi puasa dengan aturan dan tujuan tertentu. Namun, di luar konteks ibadah keagamaan, masyarakat Jawa (Kejawen) juga mengenal berbagai jenis puasa yang dilakukan sebagai bagian dari spiritualitas dan metafisika. Puasa dalam tradisi Kejawen ini bukan hanya bertujuan untuk menjaga tubuh, tetapi juga untuk memperoleh kekuatan spiritual, ilmu gaib, dan kesuksesan dalam hidup. Puasa-puasa ini diyakini memiliki efek besar terhadap tubuh dan pikiran, serta dapat membantu seseorang untuk menyempurnakan diri secara batiniah.
Di bawah ini adalah Macam-Macam Jenis Puasa Kejawen, masing-masing dengan tujuan dan manfaat tertentu:
1. Puasa Mutih
Puasa mutih berasal dari kata “putih”, yang melambangkan kesucian jiwa dan raga pelakunya. Puasa ini bertujuan untuk membersihkan diri dari energi negatif dan memperkuat koneksi dengan kekuatan spiritual. Selama menjalani puasa mutih, pelaku hanya diperbolehkan mengonsumsi nasi putih dan air putih, tanpa ada campuran apapun. Ritual ini dipercaya dapat membersihkan tubuh dan pikiran dari pengaruh buruk, serta membantu seseorang untuk memperoleh ilmu kebatinan yang lebih mendalam. Selain itu, puasa mutih juga dianggap sebagai cara untuk mencapai kedamaian batin dan mendapatkan keberhasilan dalam usaha yang dijalani.
2. Puasa Ngeruh
Puasa ngeruh adalah jenis puasa yang mengharuskan pelakunya hanya mengonsumsi buah dan sayuran saja, sementara makanan yang berasal dari hewan, baik itu daging atau produk hewani lainnya, dilarang keras. Puasa ini bertujuan untuk memperoleh kekuatan supranatural, ketenangan hati, serta keseimbangan fisik dan jiwa. Makanan yang berasal dari hewan dianggap memiliki energi panas yang dapat mengganggu ketenangan batin. Dengan hanya mengonsumsi bahan makanan dari tumbuhan, diharapkan pelaku puasa dapat lebih mudah merasakan kedamaian dalam diri, sekaligus mendapatkan kekuatan spiritual yang tinggi.
3. Puasa Ngebleng
Puasa ngebleng artinya adalah “semalam suntuk”, yang mengacu pada puasa yang dilakukan dengan menghentikan segala aktivitas rutin selama semalam penuh. Selama menjalani puasa ngebleng, pelaku harus berada di ruang gelap tanpa cahaya, dan tidak diperbolehkan makan atau minum sepanjang malam. Tujuan utama dari puasa ngebleng adalah untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan membuka diri terhadap ilmu-ilmu supranatural. Selain itu, puasa ini juga sering kali dilakukan untuk mendapatkan ajian pengasihan, seperti ajian sembodho, yang dipercaya dapat memberikan daya tarik atau pengaruh terhadap orang lain.
4. Puasa Pati Geni
Pati Geni, yang berarti “memadamkan api”, merupakan puasa yang bertujuan untuk memadamkan api dalam diri, yang diartikan sebagai pengendalian hawa nafsu dan keinginan duniawi. Dalam puasa ini, pelaku harus berada di ruang tertutup, tanpa cahaya, dan tidak diperbolehkan keluar selama masa pelaksanaan. Pati Geni adalah salah satu cara untuk memperoleh ilmu gaib yang kuat dan untuk membersihkan diri dari segala bentuk energi negatif. Dengan memadamkan api dalam diri, pelaku puasa ini diharapkan dapat mencapai kedamaian batin dan memperoleh kekuatan spiritual yang lebih tinggi.
5. Puasa Nglowong
Puasa nglowong, yang berarti “kosong”, adalah jenis puasa yang lebih ringan dibandingkan dengan puasa lainnya. Dalam puasa ini, pelaku hanya diwajibkan untuk tidak makan atau minum dalam waktu tertentu, namun aktivitas sehari-hari masih diperbolehkan. Biasanya, puasa nglowong dilakukan semalam, dan pelakunya tetap dapat tidur meskipun durasinya terbatas. Tujuan dari puasa nglowong adalah untuk membuka pikiran dan hati agar lebih terbuka terhadap energi spiritual, serta untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Puasa ini lebih mudah dijalani oleh mereka yang baru pertama kali melaksanakan laku prihatin dalam tradisi Kejawen.
6. Puasa Ngrowot
Puasa ngrowot adalah jenis puasa yang membatasi jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Dalam puasa ini, pelaku hanya diperbolehkan makan buah-buahan yang berasal dari dalam tanah, seperti pisang, apel, atau buah-buahan lainnya yang tumbuh di tanah. Tujuan dari puasa ngrowot adalah untuk memperoleh ilmu supranatural serta kemampuan untuk menjelajahi alam gaib. Dengan mengonsumsi makanan yang bersifat alami dan berasal dari tanah, pelaku puasa ngrowot diharapkan dapat memperoleh kekuatan spiritual yang membantu mereka dalam mempelajari ilmu-ilmu gaib dan kemampuan melihat dunia yang tak kasat mata.
Kesimpulan
Puasa Kejawen, dengan berbagai macam jenisnya, merupakan bagian integral dari tradisi spiritual masyarakat Jawa. Setiap jenis puasa memiliki tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, memperoleh ilmu gaib, serta mendekatkan diri pada kekuatan Tuhan dan alam semesta. Meskipun puasa-puasa ini tidak wajib menurut agama, banyak orang yang meyakini bahwa melalui laku prihatin ini, mereka dapat meraih kedamaian batin, kekuatan spiritual, dan kesuksesan dalam hidup.
Dengan demikian, Macam-Macam Jenis Puasa Kejawen bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang perjalanan spiritual yang dalam dan penuh makna.