SlingaDigital – Makna Dan Arti Ayat Summun Bukmun Umyun Fahum. Dalam perjalanan kita untuk memahami dan menghargai kekayaan Al-Quran, kita seringkali menemui ayat-ayat yang mengandung kedalaman spiritual yang luar biasa. Salah satu di antaranya adalah ayat yang menggema dengan makna mendalam: “Summun Bukmun Umyun Fahum” (Mereka Tuli, Bisu, dan Buta, maka Mereka tidak Mengerti).
Ayat ini terkait dengan kondisi Summun (tuli), Bukmun (tuli), Umyun (buta), dan Fahum (tuli hati) yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian serta implikasi filosofis, spiritual, dan praktis dari kondisi-kondisi ini, serta bagaimana kita dapat mengambil pelajaran dari ayat ini dalam perjalanan kita menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang iman dan kehidupan rohani. Mari kita menjelajahi bersama-sama makna dan pesan yang terkandung dalam ayat “Summun Bukmun Umyun Fahum.”
Ayat ini bukan sekadar serangkaian kata-kata, melainkan sebuah pesan yang menyentuh inti keadaan manusia yang terkadang buta terhadap kebenaran, tuli terhadap nasihat, dan bisu terhadap panggilan Tuhan.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang makna dan implikasi dari ayat ini. Dari konteks historis hingga penerapan dalam kehidupan sehari-hari, mari kita bersama-sama menyelami kearifan yang terkandung di dalamnya.
Ayat Summun Bukmun Umyun Fahum
Kalimat “Summun bukmun umyun” telah menjadi frase yang akrab bagi umat Muslim. Frase ini terdapat dalam Surat Al-Baqarah, pada ayat 171. Dalam bahasa Arab, “Summun bukmun umyun fahum” mengindikasikan bahwa seseorang dalam keadaan tuli, bisu, dan buta.
Surat Al-Baqarah ayat 171 dari Al-Quran berbunyi:
“Dan perumpamaan orang-orang yang mempersekutukan Allah adalah seperti perumpamaan seekor nyamuk, bila nyamuk itu menggigit, maka nyamuk itu tidak dapat menghilangkan rasa gatal dari kulit manusia sedikitpun, demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kafir.”
Ayat ini memberikan perumpamaan yang kuat tentang kelemahan dan kesia-siaan menyekutukan Allah SWT. Dalam perbandingannya dengan seekor nyamuk yang, meskipun menggigit, tidak dapat memberikan manfaat yang signifikan atau menghilangkan rasa gatal, demikian pula para dewa atau objek yang disembah selain Allah tidak memiliki kekuasaan atau manfaat yang sebenarnya. Ayat ini menekankan pentingnya tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah, dan menolak segala bentuk kesyirikan.
Surat Al-Baqarah adalah surat kedua dalam Al-Quran dan terdiri dari 286 ayat. Surat ini merupakan surat terpanjang dalam Al-Quran dan mencakup berbagai macam tema, hukum, dan nasihat untuk umat manusia. Berikut adalah beberapa poin penting tentang Surat Al-Baqarah:
1. Penyebutan Hukum dan Ketentuan Agama
Surat Al-Baqarah mengandung banyak hukum dan ketentuan agama yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan umat Islam. Termasuk di dalamnya adalah hukum-hukum mengenai ibadah, nikah, perceraian, warisan, dan sebagainya.
2. Nasihat dan Petunjuk
Surat ini berisi nasihat dan petunjuk untuk umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Ayat-ayatnya memberikan panduan mengenai etika, keadilan, kejujuran, dan cara hidup yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
3. Kisah-kisah Para Nabi
Surat Al-Baqarah juga berisi kisah-kisah tentang para nabi, termasuk Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Kisah-kisah ini mengandung pelajaran moral dan spiritual bagi umat manusia.
4. Pentingnya Tauhid
Surat Al-Baqarah sangat menekankan pentingnya keimanan kepada Allah yang Esa dan menolak segala bentuk kesyirikan atau menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
5. Pentingnya Ilmu dan Pengetahuan
Surat ini juga menggarisbawahi pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam kehidupan umat Islam. Allah mendorong manusia untuk mencari ilmu dan memahami tuntunan agama dengan baik.
6. Pentingnya Keadilan dan Kesetaraan
Surat Al-Baqarah menekankan pentingnya keadilan sosial dan perlakuan yang adil terhadap semua orang, tanpa memandang status sosial atau kekayaan.
7. Ujian dan Cobaan
Surat ini juga membahas tentang ujian dan cobaan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya. Allah menjanjikan pahala bagi mereka yang sabar dan bersyukur dalam menghadapi ujian tersebut.
8. Peringatan terhadap Orang-orang Munafik
Surat Al-Baqarah juga memberikan peringatan dan nasihat kepada orang-orang munafik yang pura-pura beriman namun sebenarnya tidak memegang teguh nilai-nilai iman.
Surat Al-Baqarah adalah sumber pengetahuan, hikmah, dan petunjuk bagi umat Islam. Mengkaji dan memahami surat ini dapat membawa manfaat besar dalam mengarungi kehidupan sehari-hari dengan penuh keimanan dan kesadaran akan tuntunan agama.
Binatang tersebut akan mendengar suaranya, tetapi tidak akan mengerti kata-kata dari penggembala. Hal yang sama terjadi pada orang-orang kafir, mereka tuli terhadap suara kebenaran dan tidak mendapatkan manfaat dari padanya.
Bibir mereka terbungkam, sehingga tidak mampu mengucapkan kata-kata yang benar. Mata mereka buta, sehingga tidak dapat melihat kebenaran. Oleh karena itu, orang-orang kafir tidak mampu memahami petunjuk yang diberikan kepada mereka.
Menurut penjelasan yang terdapat dalam tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh yang diawasi oleh Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, yang juga merupakan Imam Masjidil Haram, Surat Al-Baqarah ayat 171 memiliki makna sebagai perumpamaan orang-orang kafir yang mengikuti tradisi leluhur mereka, mirip dengan penggembala yang memanggil hewan ternaknya.
Kemudian, dengan mewiridkan kalimat Shummun bukmun umyun fahum, kita akan memperoleh khasiat dapat membuat orang lemah tak berdaya dan tidak mampu memngalahkan kita atas izin Allah SWT.
Penutup
Itulah beberapa informasi tentang Makna Dan Arti Ayat Summun Bukmun Umyun Fahum yang bisa SlingaDigital Bagikan. Ayat “Summun Bukmun Umyun Fahum” (Mereka Tuli, Bisu, dan Buta, maka Mereka tidak Mengerti) adalah suatu peringatan yang dalam dan mendalam. Melalui kata-kata yang kuat ini, Al-Quran mengajarkan kepada kita tentang bahaya ketidakpedulian terhadap kebenaran dan ketundukan terhadap petunjuk Tuhan.
Penting bagi kita untuk mengambil pelajaran dari ayat ini dan menghindari menjadi seperti mereka yang disebutkan. Sebaliknya, mari kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima cahaya kebenaran, mendengarkan dengan telinga yang tajam, dan memahami dengan hati yang terbuka.
Pesan yang terkandung dalam ayat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya hidup secara fisik, tetapi juga untuk hidup dengan kesadaran spiritual yang lebih mendalam. Ini mengajak kita untuk mencari pengetahuan, bijak dalam pengambilan keputusan, dan berperilaku dengan penuh kasih dan kebijaksanaan.
Dengan demikian, kita dapat berjalan di jalan yang benar dan mendapatkan rahmat dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan dan inspirasi dalam memahami makna dan arti yang terkandung dalam ayat yang mendalam ini.