Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari

Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari : Lengkap

Posted on

Slingadigital.com – Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari : Lengkap. Keris, senjata tradisional Indonesia yang memiliki daya tarik mistis dan sejarah yang kaya, tidak hanya dikenal sebagai pusaka warisan budaya, tetapi juga dianggap memiliki energi dan kekuatan spiritual. Namun, di antara berbagai jenis keris yang ada, terdapat beberapa yang konon membawa aura negatif atau bahkan dianggap membawa sial.

Sejak zaman dahulu, kepercayaan mengenai keris tertentu yang harus dihindari telah diperbincangkan secara luas. Dari cerita-cerita mitos hingga pengalaman-pengalaman pribadi, keris-keris tertentu dianggap memiliki sejarah yang kelam atau terkait dengan kejadian buruk.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari, serta alasan di balik keyakinan tersebut. Dengan memahami latar belakang dan mitos di sekitar keris-keris ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang budaya dan warisan spiritual yang melingkupi senjata legendaris ini.

Pengertian Keris

Keris adalah sebuah senjata tradisional dan juga merupakan sebuah kerajinan tangan yang memuat nilai-nilai kebudayaan dan tradisional yang kaya. Kata “keris” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang merujuk pada kata “kris” dalam bahasa Sanskerta, yang artinya menghunus. Senjata ini terdiri dari bagian-bagian seperti mata (pisa), hulu, dan sarung, yang masing-masing memiliki keunikan dalam desain dan pembuatannya.

Selain sebagai senjata perang jarak pendek yang legendaris, keris juga dianggap sebagai simbol kebesaran dan kehormatan dalam budaya masyarakat di kawasan Pulau Jawa, Sunda, dan Sumatera. Keris bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga menjadi bagian penting dalam upacara adat, peninggalan bersejarah, dan bahkan menjadi objek seni dengan keindahan ukiran dan motif-motif yang khas.

Dalam proses pembuatannya, keris menggabungkan keahlian tangan terampil dengan kekayaan simbolis yang melambangkan berbagai aspek kehidupan spiritual dan sosial masyarakat yang melekat pada seni dan budaya Nusantara.

Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari

Dalam dunia tosan aji, dikenal adanya keris-keris yang harus dihindari. Keris-keris ini dihindari akibat dari faktor fisik maupun ‘isinya’. Agar tak salah pilih, sebaiknya anda mengetahui jenis-jenis keris yang harus dihindari ini. Berikut adalah beberapa Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari secara lengkap :

1. Keris Palsu

Ketika kita berbicara tentang keris palsu, tidak dimaksudkan keris dari bahan seperti plastik, aluminium, atau seng. Istilah “keris palsu” lebih mengacu pada keris yang meragukan keaslian dalam hal dhapur (bentuk dan fungsi), pamor (pola lapisan baja), atau tangguh (usia dan kekuatan). Secara sederhana, keris palsu adalah keris baru yang diciptakan agar terlihat seperti keris kuno atau antik.

Sebagian besar keris palsu adalah produk baru atau yang disebut kamardhikan, yang sengaja dibuat menyerupai keris kuno atau antik menggunakan metode kimia atau alami. Dalam metode kimia, keris baru direndam dalam larutan asam atau dikamalkan, di mana proses ini membuat bilah keris terlihat usang. Kamalan sendiri merupakan campuran dari bubuk belerang, garam dapur, dan jeruk nipis.

Keris yang dikamalkan akan memiliki permukaan yang terkikis sehingga tidak terlihat lagi tanda-tanda pemotongan, penggerindaan, atau pengasahan. Jika dilakukan dengan berlebihan, keris buatan baru dapat terlihat seperti keris yang sudah berusia berabad-abad.

Baca Juga:  Mengenal Batu Akik Kecubung Kalimantan

Di sisi lain, proses alami melibatkan menanam keris dalam tanah atau di dasar sungai untuk jangka waktu tertentu agar bilahnya mengalami penuaan secara alami.

Kebutuhan akan keris kuno atau antik yang asli semakin tinggi di kalangan yang kurang memahami keris atau terlalu bersemangat untuk mendapatkannya. Hal ini menciptakan pasar yang merespons dengan berbagai cara untuk memenuhi permintaan tersebut. Namun, ketersediaan keris kuno yang sesungguhnya semakin langka, sementara keris-kris berkualitas tinggi telah jatuh ke tangan kolektor kelas atas. Inilah yang mendorong banyak orang untuk menciptakan keris baru yang diubah menjadi keris kuno dengan harapan memperoleh keuntungan.

2. Keris Owah-owahan

Keris owah-owahan merujuk pada keris yang dimodifikasi baik dalam bentuk maupun pamornya dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jualnya. Contohnya, bagian ujung keris yang telah aus dipotong dan diubah bentuknya dari luk sembilan menjadi luk tujuh. Untuk mengurangi kejelasan modifikasi ini, lebar bilahnya sering kali dipangkas.

Selain itu, kembang kacang yang patah bisa diubah bentuknya menjadi kembang kacang pogok atau nguku bima, sehingga keris tersebut dapat dijual dengan harga lebih tinggi. Keris yang sebelumnya memiliki gandik polos dapat dimodifikasi menjadi gandik putut untuk meningkatkan daya tariknya.

Ada juga contoh di mana dhapur Kalamisani yang dianggap kurang estetis diubah menjadi dhapur Pasopati yang memiliki nilai lebih tinggi, dengan mengubah bentuk kembang kacang dari nggelung wayang menjadi pogok.

Selain modifikasi bentuk, ada pula keris owah-owahan yang mengalami perubahan pada pola gambar pamornya. Misalnya, keris dhapur Brojol tangguh Tuban yang memiliki bilah tebal dapat dipercik di banyak tempat dan kemudian dikikir ulang, mengubah pamor awalnya seperti Wos Wutah atau Ngulit Semangka menjadi pamor Udan Mas yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Keris owah-owahan sering kali sulit untuk menentukan tingkat keasliannya, termasuk juga sulit untuk mengidentifikasi dhapur aslinya. Di dunia perkerisan, ada kasus keris owah-owahan yang jauh lebih ekstrim daripada yang disebutkan di atas.

3. Keris Rucah

Keris rucah merujuk pada keris-keris yang memiliki kualitas rendah dan dibuat dengan metode yang tidak tepat, seperti keris yang dicetak atau dicor, atau keris yang mengalami perubahan bentuk tanpa mengikuti standar tradisional pembuatan keris.

Antara tahun 1960-an hingga 1980-an, dunia perkerisan mengalami masa penurunan karena banyak keris yang mengalami bor, pengikiran, pemotongan, bahkan penyambungan dengan las sehingga menghasilkan “kreasi baru” yang sangat jauh dari keaslian keris tradisional. Jenis keris seperti ini sering disebut sebagai keris rucah.

Pada masa itu, pemasaran dan distribusi keris telah sepenuhnya dikuasai oleh para tengkulak. Tekanan ekonomi membuat para pandai keris terpaksa mengikuti permintaan dari para tengkulak tersebut.

Keris owah-owahan yang sangat tidak sesuai standar tersebut seringkali dipasarkan melalui jaringan perdukunan dan menargetkan orang-orang yang kurang memahami tentang keris. Bahkan lebih menyedihkan lagi, beberapa keris owah-owahan dan rucah bahkan sempat masuk ke koleksi beberapa museum.

Masa itu menandai periode sulit bagi seni perkerisan, di mana nilai keaslian dan keberhasilan pembuatan keris tradisional seringkali terpinggirkan demi kepentingan komersial dan ekonomi yang lebih besar.

Baca Juga:  Mengenal Amalan Terawang Gaib

4. Keris Cacat

Keris cacat mengacu pada keris yang memiliki kekurangan pada bilahnya, seperti retak, pecah, atau terdapat celah di antara bilah dan ganja-nya. Contoh keris cacat meliputi keris combong, pamengkang jagad, nyangkem kodok, atau randa beser.

Keris combong atau pamengkang jagad adalah keris yang mengalami retak atau pecah di bagian bawah atau tengah bilahnya, menyebabkan adanya celah membujur pada bilah keris tersebut. Teknisnya, pamengkang jagad terjadi karena suhu yang tidak optimal saat proses penempaan, sehingga tidak semua bagian besi dan lapisan pamor menempel secara erat.

Dampaknya, saat proses penyepuhan, ikatan antara besi dan pamor tersebut bisa terlepas, menyebabkan keris mengalami retak. Jika retakan ini menyebabkan terbentuknya celah yang menembus bilah, itu menandakan bahwa keris tersebut tidak menggunakan inti baja.

Di kalangan penggemar keris, keris cacat seperti ini dianggap tidak memiliki nilai dan sering kali dijual dengan harga sangat rendah atau bahkan dibuang.

Namun, ada beberapa orang yang kurang memahami tentang keris yang mempercayai bahwa keris cacat memiliki “tuah”. Mereka beranggapan bahwa keris tersebut dapat membawa keberuntungan seperti membuat pemiliknya dicintai oleh wanita atau disayangi oleh orang-orang di sekitarnya.

Di beberapa daerah seperti Sabah, Serawak, Brunei, Semenanjung Melayu, Sumatera Timur, dan Kepulauan Riau, keris dengan bilah retak ini memiliki nama-nama khusus seperti keris Pemangkang atau keris Tetarapan.

Keris nyangkem kodok mengacu pada keris yang memiliki celah di antara bilah dan ganja-nya, terutama di bagian dekat buntut cecak yang relatif lebar (>1,5mm). Penyebabnya bisa beragam, mulai dari keausan dan usia keris, perawatan yang salah, hingga pemanasan dengan suhu yang tidak merata.

Sedangkan randa beser adalah istilah untuk keris yang memiliki lubang pada bagian sor-soran-nya, bukan karena aus melainkan karena kesalahan dalam pemasangan atau proses pembuatan ganja, atau akibat teknik penyepuhan yang tidak tepat.

Bagi sebagian pencinta keris, randa beser dianggap memiliki “tuah” buruk yang bisa membuat pemiliknya boros.

5. Keris Berhawa Panas

Bagi para ahli isoteri keris, fenomena keris yang berhawa panas adalah hal yang tidak asing. Hal ini sering kali disebabkan oleh ketidaksesuaian antara ‘isian’ atau khodam dalam keris dengan pemiliknya.

Sebagaimana diketahui, beberapa keris kuno atau sepuh bisa mengandung khodam atau jin yang menetap di dalamnya. Khodam ini bisa disisipkan oleh empu secara sengaja, terisi secara alami, atau tertarik oleh aura yang dianggap sesuai sebagai tempat tinggal bagi jin atau khodam tersebut.

Namun, jika ada ketidakcocokan antara pemilik dan khodam dalam keris tersebut, hal ini bisa menimbulkan aura atau hawa panas yang terasa dari keris tersebut. Hal yang sama berlaku jika yang bersemayam di dalam keris adalah golongan jin kafir atau jin jahat, di mana aura panasnya dapat sangat terasa.

Oleh karena itu, untuk menghindari keris-keris dengan karakteristik seperti ini, dibutuhkan ilmu tanjeg atau seseorang yang memahami ilmu tersebut. Ilmu tanjeg adalah ilmu yang digunakan untuk menilai karakteristik, sifat tuah, dan manfaat gaib dari sebuah keris atau benda pusaka lainnya.

Selain dari aspek kecocokan dengan khodam, para penggemar keris juga umumnya menghindari pamor-pamor tertentu seperti pamor minum darah atau nerjang landep dan buntel mayit.

Baca Juga:  Khasiat Batu Badar Emas : Secara Lengkap

Pamor minum darah atau nerjang landep adalah pamor yang ‘keluar’ dari tepi bilah keris. Secara estetika, pamor semacam ini sering kali dianggap kurang menyenangkan untuk dilihat. Beberapa penggemar keris di Jawa dan Bugis bahkan menganggap pamor ini sebagai pamor yang membawa sial, karena dipercaya dapat membahayakan orang lain atau bahkan pemiliknya sendiri.

Menurut para ahli tanjeg, keris dengan pamor nerjang landep dapat membuat pemiliknya sering mengalami kesalahpahaman dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya sendiri.

Sementara itu, buntel mayit adalah pamor yang gambarannya menyerupai belitan kain yang melingkupi seluruh bilah keris, tombak, pedang, atau mata panah. Pamor ini dianggap memilih pemiliknya, tidak semua orang cocok untuk memiliki pamor ini.

Banyak pencinta keris meyakini bahwa pamor buntel mayit dapat membawa sial bagi pemiliknya. Namun, ada juga pendapat bahwa jika pemiliknya memiliki kekuatan batin yang cukup, pamor ini justru dapat mempermudahnya dalam mencari rezeki.

Cara Menyimpan Keris yang Benar

Menjaga keindahan dan keaslian keris memerlukan perhatian khusus dalam cara penyimpanannya. Berikut adalah langkah-langkah penting untuk menyimpan keris dengan benar:

  1. Bersihkan dengan Lembut
    Sebelum disimpan, bersihkan keris dengan kain yang lembut seperti kain tidak berbulu atau kapas. Hindari menggosok terlalu keras agar tidak merusak permukaan keris.
  2. Gunakan Sarung atau Kotak Khusus
    Simpan keris dalam sarung atau kotak yang dirancang khusus untuk melindunginya. Pastikan keris masuk dengan pas agar tidak tergores atau bergesekan dengan sarung atau kotaknya.
  3. Tempatkan di Tempat Kering
    Simpan kotak penyimpanan keris di tempat yang kering untuk menghindari kelembaban. Hindari sinar matahari langsung karena sinar UV dapat merusak kayu dan bahan lain pada keris.
  4. Hindari Menumpuk dengan Benda Lain
    Jangan menyimpan keris dengan cara menumpuk bersama barang-barang lain, terutama yang keras atau tajam, karena dapat merusak sarung dan bilah keris. Lebih baik simpan keris secara terpisah jika Anda memiliki lebih dari satu.
  5. Periksa Secara Berkala
    Sesekali periksa keris untuk memastikan tidak ada tanda-tanda korosi atau kerusakan lainnya. Jika ditemukan masalah, segera konsultasikan dengan ahli keris atau perajin untuk perawatan lebih lanjut.
  6. Hindari Menyentuh Bilah Langsung
    Untuk menjaga energi atau kekuatan spiritual yang terkandung dalam keris, hindari menyentuh bilah keris secara langsung kecuali jika diperlukan.

Penutup

Memilih keris tidak sekadar soal keindahan dan keunikannya, tetapi juga tentang menghormati nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Dalam mencari dan mengoleksi keris, penting untuk mempertimbangkan aspek historis, etis, dan hukum yang terkait dengan setiap pisau pusaka tersebut. Dengan memperhatikan hal-hal ini, kita dapat mencegah kontroversi dan memastikan bahwa penghargaan terhadap warisan budaya tetap terjaga.

Sekian Daftar Keris-Keris Yang Harus Dihindari dalam koleksi pribadi kita. Semoga artikel ini bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang keris dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Terima kasih telah menyimak artikel dari slingadigital.com ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *