Slingadigital.com – Jenis-Jenis Kayu Bertuah di Indonesia. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati, juga menyimpan harta karun alam berupa kayu-kayu bertuah. Kayu-kayu ini tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga diyakini memiliki kekuatan mistis dan khasiat yang diyakini oleh banyak orang. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai Jenis-Jenis Kayu Bertuah di Indonesia yang dapat ditemukan di Indonesia, serta cerita di balik keunikan dan keistimewaannya. Ayo kita simak bersama!
Kayu Bertuah Adalah?
Kayu bertuah adalah jenis kayu yang dipercaya memiliki kemampuan untuk memancarkan energi atau cahaya dengan frekuensi tinggi. Menurut Mbah Yadi, seorang pakar spiritual, kayu bertuah tidak hanya sekadar benda mistis atau mitos belaka. Meskipun pancaran energinya tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang, keberadaannya diyakini oleh banyak orang yang mempercayai kekuatan alamiahnya.
Menurut Mbah Yadi, salah satu syarat utama untuk mengaktifkan energi dalam kayu bertuah adalah dengan berdoa dengan khusyuk kepada Tuhan semesta alam, khususnya kepada Allah SWT. Hal ini menggarisbawahi bahwa keberadaan dan kekuatan kayu bertuah terkait erat dengan spiritualitas dan keimanan seseorang.
Percaya atau tidak, fenomena ini telah menjadi bagian dari kepercayaan dan budaya di masyarakat, yang menjadikan kayu bertuah sebagai benda yang amat dihormati dan dijaga keasliannya.
Jenis-Jenis Kayu Bertuah di Indonesia
Di sebagian masyarakat Indonesia, ada yang mempunyai keyakinan bahwa beberapa jenis kayu dianggap bertuah. Kayu-kayu tersebut dianggap memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Bisa karena berasal dari pohon dari tempat keramat, karena langka, atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Berikut adalah Jenis-Jenis Kayu Bertuah di Indonesia yang bisa kalian ketahui secara lengkap :
1. Kayu Asam Jawa (Tamarindus Indicus Linn)
Kayu asam jawa, atau populer disebut asam, adalah pohon yang banyak ditemui di Indonesia. Dengan tinggi mencapai 30 meter dan diameter batang hingga 70 cm, pohon ini terkenal karena daun dan buahnya sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Buahnya, yang disebut asam kawak setelah dibersihkan dari biji dan serat, dikukus sebentar, ditambah garam, lalu dibentuk menjadi bola kecil yang kemudian dijemur di bawah sinar matahari.
Kayu asam jawa memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan, terutama untuk mengatasi penyakit tenggorokan. Bijinya yang disebut klungsu diyakini dapat menolak kehadiran roh jahat, terutama dari Kerajaan Laut Kidul. Biji asam yang berwarna hitam legam, jika ditempatkan dalam lampu mobil atau motor, diyakini dapat menghindarkan dari kecelakaan lalu lintas yang dikaitkan dengan kehadiran makhluk halus. Bagian hitam dari inti kayu asam, yang disebut galih asem, dipercaya memiliki kekuatan bertuah untuk keselamatan, menolak gangguan jin jahat, dan melawan tenung. Kayu ini juga sering digunakan sebagai bagian warangka keris karena keistimewaannya.
2. Kayu Awar-awar (Ficus Septica Burm)
Kayu awar-awar, juga dikenal dengan nama dausalo, bar-abar, atau sirih popar, adalah semak yang tumbuh subur di tempat-tempat yang agak basah di seluruh Nusantara. Hampir semua bagian dari tanaman ini memiliki manfaat tersendiri. Akarnya, misalnya, digunakan dalam campuran dengan adas pulowaras dan airnya diperas untuk mengobati keracunan ikan, gadung, atau kepiting.
Daun awar-awar sering dimanfaatkan untuk melindungi dari gangguan makhluk halus. Pada masa lampau, daunnya digunakan untuk membuat tikee, campuran daun awar-awar dengan candu yang kemudian dibakar dalam alat penghisap madat bernama “bedhutan”.
Bagian teras kayu awar-awar yang sudah tua sering menunjukkan gambar seperti pelet timaha, yang sangat dicari oleh kolektor keris karena diyakini mampu meredam panas keris atau tombak serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan ilmu hitam.
3. Bambu Buntet (Bambusa Sp, Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp)
Bambu buntet adalah jenis bambu yang batangnya tidak berongga. Dipercaya sebagai tongkat atau potongan bambu yang bertuah, diyakini dapat mengusir roh jahat dari rumah. Bambu pethuk, yang memiliki dua ruas batang yang saling bertemu, diyakini membawa keberuntungan bagi siapa saja yang membawanya, terhindar dari gangguan apapun.
4. Kayu Boga (Ficus Toxicaria Linn)
Kayu boga memiliki kemiripan dengan kayu kebak (Ficus Alba Reinw), dengan warna putihnya yang diyakini memiliki kekuatan untuk menglariskan dagangan. Caranya cukup sederhana: letakkan sepotong kayu boga di dalam almari atau etalase tempat menjual barang dagangan, atau simpan dalam peti uang. Dipercaya bahwa dengan memilikinya di rumah, pemiliknya tidak akan pernah kekurangan sandang dan pangan.
5. Bambu Apus Pringgolayan (Gigantochloa Apus Kurz)
Bambu apus yang tumbuh di belakang makam Pangeran Pringgoloyo di Kampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta, telah lama dipercaya memiliki kekuatan untuk membuat pekarangan menjadi angker. Hal ini menjadikannya pilihan umum untuk mengusir penyewa yang bandel yang tidak mau pindah.
Biasanya, sepotong bambu apus ditanam atau diletakkan dekat pintu rumah. Setelah tujuannya tercapai, bambu tersebut biasanya dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan memiliki sifat yang sama. Namun, selain sifat menakutkan ini, bambu apus juga diyakini sebagai jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, dan penolak jin jahat, tergantung dari tujuan dan permohonan pengguna.
6. Bambu Wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan Bambu Ori (Bambusa Bambos Miq)
Bambu wulung dan bambu ori dipercaya memiliki kekuatan untuk menolak kehadiran makhluk halus. Salah satu cara yang diyakini adalah dengan mengambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup, lalu meletakkannya di sisi pintu masuk. Buluh bambu itu diisi dengan air cucian beras, potongan dlingo bangle, garam, dan rumput alang-alang. Setiap minggu, air cucian beras ditambahkan kembali. Metode ini tidak hanya untuk menolak jin jahat, tetapi juga nujum, tenung, dan santet.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengambil bambu dan membentuknya seperti tusuk sate. Tusuk sate bambu ini kemudian ditanam di sudut perkarangan rumah, dan sekitarnya diberi taburan garam dan irisan dlingo bangle.
7. Kayu Lingsar (Pterocarpus Sp)
Kayu lingsar tumbuh kokoh di kawasan kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya memiliki kemampuan untuk menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Secara fisik, kayu lingsar mirip dengan kayu sengon (Albizia falcate) namun cenderung mudah retak karena pengaruh perubahan cuaca.
8. Kayu Klumpit, Klumprit (Terminalia Edulis Blanco)
Kayu klumpit adalah pohon yang besar dan banyak ditemui di hutan jati, meskipun kini populasinya hampir punah karena banyak digunakan sebagai bahan bangunan yang tidak membutuhkan ketahanan yang lama. Salah satu pohon klumpit yang masih alami dapat ditemui di Goa Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen, termasuk dalam kawasan desa Manggoran Kidul. Kayu ini dipercaya memiliki kekuatan bertuah yang memudahkan pemohonan yang berhubungan dengan kebutuhan duniawi.
9. Kayu Wergu (Rhapis Flabelliformis l’Herit)
Kayu wergu, atau palma kipas, biasanya tumbuh dalam kelompok yang padat dengan batang yang berbuku-buku lurus ke atas dan daun mirip kipas. Tumbuhannya dapat ditemui secara liar atau sering digunakan sebagai tanaman pagar. Batang berumur lebih dari 20 tahun dari kayu wergu dipercaya memiliki kekuatan bertuah untuk menjauhkan ular dan binatang berbisa, serta memberikan kekuatan tambahan bagi pemakainya.
10. Kayu Songgo Langit (Ochrosia oppositifolia K.Schum & Tridax procumbens Linn.)
Kayu songgo langit, yang dianggap bertuah, adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum., yang saat ini sangat langka. Pohon ini dapat mencapai tinggi 13-14 meter dengan diameter batang sekitar 30 cm, biasanya tumbuh di daerah pantai. Akarnya keras dengan kulit luar berwarna kuning dan dalamnya kuning pucat. Kayunya memiliki aroma obat yang sering digunakan untuk mengobati sakit perut, kejang perut, serta rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang.
Selain itu, ada pandangan bahwa jenis perdu Tridax procumbens Linn., yang tumbuh di karang pegunungan kapur, juga dikenal memiliki sifat gaib. Pohon ini bercabang banyak dengan akar batang yang kuat. Diyakini memiliki kekuatan untuk menolak niat jahat dari orang jahat atau mengusir makhluk halus.
11. Kayu Pule, Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)
Kayu pule adalah pohon yang dapat mencapai tinggi 49 meter dan tersebar di seluruh Nusantara. Terdapat dua varietas, yang satu memiliki tangkai daun berwarna hijau dan yang lainnya berwarna ungu, tetapi keduanya memiliki manfaat yang sama. Kayu pule memiliki tekstur lunak berwarna kuning keputihan, meskipun ada varietas yang lebih keras. Dalam pengobatan tradisional, kayu pule dikenal sebagai obat untuk demam, malaria, diabetes, dan meningkatkan nafsu makan. Rasanya pahit seperti Brotowali dan banyak yang meyakini bahwa kayu pule memiliki kekuatan bertuah untuk menolak kekuatan jahat dari rumah atau pekarangan.
Juga sering digunakan dalam pengobatan kesurupan, caranya dengan memukulkan perlahan batang yang masih memiliki daun bersama dengan cabang dari pohon awar-awar serta sejumlah alang-alang ke punggung orang yang sedang kesurupan, ini akan membantu orang yang kesurupan untuk sadar kembali.
12. Rumput Fatimah (Calligonum Sp)
Rumput fatimah, sering diambil dari Tanah Suci Mekkah oleh kaum Muslim, dipercaya memiliki tuah untuk memudahkan menagih hutang, memohon pekerjaan, meredakan hati orang, dan keperluan lainnya. Selain itu, juga diyakini dapat membantu dalam persalinan, caranya dengan merendam rumput dalam air hingga akarnya mengembang, lalu membaca Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 kali sebelum meminumkan air rendaman tersebut kepada ibu yang bersangkutan, sambil memohon petunjuk Allah.
Rumput fatimah juga dikenal dapat membantu dalam mengobati kanker, stroke ringan, dan tekanan darah tinggi. Untuk penggunaan ini, air rendaman rumput fatimah yang sudah diseduh dengan air panas (thermos), dibacakan Al-Fatihah dan Ayat Kursi minimal 200 kali, kemudian minumkan satu gelas air tersebut 3 kali sehari sampai sembuh. Air rendaman juga bisa dioleskan kepada orang yang sakit.
13. Kayu Minging
Kayu minging, sejak zaman dulu dipercaya memiliki sifat yang membuat ular menjadi mabuk, sehingga sering disebut sebagai “pohon ular”. Kayu ini sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibawa sebagai tongkat saat masuk ke dalam hutan. Memiliki warna coklat kehitaman dan memiliki berat yang cukup.
14. Kayu Cendana (Santalum Album L.)
Kayu cendana memiliki warna asli kuning agak kemerahan dan wangi yang khas. Dipercaya memiliki kekuatan bertuah dan sering dikaitkan dengan arwah leluhur. Orang percaya bahwa tidak boleh membawa pusaka yang berwarangka cendana ketika menengok orang sakit karena diyakini dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji atau pusaka yang diberi warangka cendana akan memiliki aroma harum dan lebih awet.
15. Kayu Drini (Pemphis Acidula Forst)
Kayu drini dahulu banyak ditemukan di pantai selatan Jawa, khususnya di sekitar pantai Krakal di timur Baron, Gunung Kidul. Namun, kini kayu ini terancam punah karena banyak dicari dan dipercaya memiliki kekuatan bertuah untuk keselamatan, perlindungan dari ilmu hitam, anti gigitan ular, dan untuk menjauhkan diri dari binatang berbisa.
Kayu drini memiliki aroma harum ketika dikeringkan dan digosok dengan ujung jari. Banyak dicari untuk keperluan pengobatan. Biasanya tumbuh di tanah kapur yang sering terkena angin laut atau terendam air laut.
Kesimpulan
Dalam menjelajahi kekayaan alam Indonesia, kita telah melihat ragam jenis kayu bertuah yang dimiliki oleh negeri ini. Setiap jenis kayu memiliki keunikan dan nilai tersendiri dalam budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia. Dari kayu ulin yang kuat dan tahan lama, hingga kayu jati yang mewah dan berguna dalam industri mebel, setiap jenis kayu membawa cerita dan keistimewaan yang patut dihargai.
Keberagaman jenis kayu bertuah ini menjadi salah satu aset alam yang berharga dan perlu dijaga kelestariannya. Semoga pemahaman akan nilai-nilai kayu bertuah ini dapat menginspirasi untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, sehingga keberagaman kayu bertuah Indonesia tetap terjaga untuk generasi mendatang.