Slingadigital.com – Mantra Karahayuan Sunda Wiwitan. Mantra Karahayuan Sunda Wiwitan menggambarkan kekayaan spiritual dan budaya yang kaya dari tradisi Sunda Wiwitan. Sebagai bagian dari warisan kepercayaan nenek moyang di Jawa Barat, mantra ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang keseimbangan alam, kesejahteraan, dan koneksi spiritual dengan alam semesta.
Dengan memahami dan menghormati mantra ini, kita dapat merenungkan nilai-nilai kearifan lokal yang memperkaya dan memperkuat hubungan kita dengan lingkungan sekitar serta warisan budaya yang berharga.
Sunda Wiwitan Adalah
Sunda Wiwitan adalah sistem kepercayaan agama yang berasal dari budaya dan kepercayaan masyarakat suku Sunda di Indonesia, menampilkan unsur monoteisme purba yang sangat mempengaruhi kehidupan spiritual dan budaya mereka. Ajaran ini memuja Sang Hyang Kersa sebagai kepercayaan tertinggi, yang dikenal juga sebagai Batara Tunggal atau Batara Jagat, setara dengan konsep Tuhan Yang Maha Esa dalam Pancasila.
Kitab suci mereka, Sanghyang Siksa Kandang Karesian, tercatat dalam Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia, merupakan sumber utama ajaran keagamaan, moralitas, aturan sosial, dan pelajaran budi pekerti. Sunda Wiwitan diyakini telah hadir sebelum agama Hindu dan Islam tiba di tanah Sunda.
Sistem kepercayaan ini mengatur struktur alam semesta dalam tiga tingkatan: Buana Nyungcung (tempat Sang Hyang Kersa bersemayam), Buana Panca Tengah (tempat manusia dan makhluk lainnya), dan Buana Larang (neraka). Dewa-dewa dalam konsep Hindu dianggap sebagai bawahan dari Batara Seda Niskala.
Filosofi Sunda Wiwitan didasarkan pada dua prinsip utama: Cara Ciri Manusia, yang mencakup aspek-aspek kehidupan seperti cinta kasih, tatanan kekeluargaan, perilaku yang benar, budaya, dan sifat dasar manusia dalam menghadapi tantangan hidup; serta Cara Ciri Bangsa, yang membedakan individu berdasarkan rupa, adat-istiadat, bahasa, aksara, dan budaya mereka.
Dengan demikian, Sunda Wiwitan tidak hanya merupakan sistem kepercayaan spiritual, tetapi juga landasan yang kuat bagi identitas dan kesatuan sosial masyarakat Sunda, mencerminkan kekayaan warisan budaya yang berharga dan mendalam.
Mantra Karahayuan Sunda Wiwitan
Éling éling mangka éling
Éling ka diri sorangan
Éling ka nu lian
Urang jeung alam taya antarana
Mun aya antarana urang rék cicing di mana?
Hirup ti Pamedalan nepi ka Pangbalikan
neda ampun nya paralun neda jembar pangampura
hampura sapapanjangna, hampura sapapanjangna…Sadarlah sesadar-sadarnya…
Sadar akan keberadaan diri sendiri
Sadar akan keberadaan diri yang lain
Kita dan alam ini tidak terpisah
Sebab bila terpisah kita tinggal di mana?
Sejak kelahiran hingga akhir hayat
Kami mohon pengampunan (kepada seluruh yang hidup)
Pengampunan sebesar dan selamanya…
Sunda Wiwitan adalah sistem kepercayaan agama yang berasal dari budaya dan kepercayaan masyarakat suku Sunda di Indonesia, menampilkan unsur monoteisme purba yang sangat mempengaruhi kehidupan spiritual dan budaya mereka. Ajaran ini memuja Sang Hyang Kersa sebagai kepercayaan tertinggi, yang dikenal juga sebagai Batara Tunggal atau Batara Jagat, setara dengan konsep Tuhan Yang Maha Esa dalam Pancasila.
Kitab suci mereka, Sanghyang Siksa Kandang Karesian, tercatat dalam Kropak 630 oleh Perpustakaan Nasional Indonesia, merupakan sumber utama ajaran keagamaan, moralitas, aturan sosial, dan pelajaran budi pekerti. Sunda Wiwitan diyakini telah hadir sebelum agama Hindu dan Islam tiba di tanah Sunda.
Sistem kepercayaan ini mengatur struktur alam semesta dalam tiga tingkatan: Buana Nyungcung (tempat Sang Hyang Kersa bersemayam), Buana Panca Tengah (tempat manusia dan makhluk lainnya), dan Buana Larang (neraka). Dewa-dewa dalam konsep Hindu dianggap sebagai bawahan dari Batara Seda Niskala.
Filosofi Sunda Wiwitan didasarkan pada dua prinsip utama: Cara Ciri Manusia, yang mencakup aspek-aspek kehidupan seperti cinta kasih, tatanan kekeluargaan, perilaku yang benar, budaya, dan sifat dasar manusia dalam menghadapi tantangan hidup; serta Cara Ciri Bangsa, yang membedakan individu berdasarkan rupa, adat-istiadat, bahasa, aksara, dan budaya mereka.
Dengan demikian, Sunda Wiwitan tidak hanya merupakan sistem kepercayaan spiritual, tetapi juga landasan yang kuat bagi identitas dan kesatuan sosial masyarakat Sunda, mencerminkan kekayaan warisan budaya yang berharga dan mendalam.
Penutup
Dalam perjalanan melalui Mantra Karahayuan Sunda Wiwitan, kita menemukan lebih dari sekadar rangkaian kata-kata; kita menemukan jalinan yang mendalam dengan warisan spiritual dan budaya yang kaya dari tradisi Sunda Wiwitan. Mantra ini tidak hanya mengajarkan kebijaksanaan spiritual, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan nenek moyang dalam menjaga keseimbangan alam dan harmoni sosial.
Semoga dengan memahami dan menghormati mantra ini, kita dapat terus merawat dan menghargai warisan budaya yang tak ternilai dari tanah Sunda.