Slingadigital.com – Mengenal Kitab I’anatuth Tholibin : Lengkap. Kitab I’anatuth Tholibin merupakan salah satu karya monumental dalam khazanah literatur Islam. Ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi, kitab ini menjadi rujukan utama bagi para pelajar dan ulama dalam memahami hukum-hukum fiqh. I’anatuth Tholibin tidak hanya menyajikan penjelasan yang mendalam tentang berbagai aspek syariat, tetapi juga menawarkan pemahaman yang komprehensif terhadap madzhab Syafi’i.
Dengan gaya bahasa yang jelas dan sistematis, kitab ini memudahkan para pembaca untuk mengakses ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan mengajak Anda untuk Mengenal Kitab I’anatuth Tholibin, mulai dari latar belakang penulis, struktur isi kitab, hingga pentingnya kitab ini dalam dunia pendidikan Islam.
Mengenal Kitab I’anatuth Tholibin
Kitab I’anatuth Tholibin adalah karya Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi as-Syafi’i, yang dikenal dengan julukan al-Bakri. Kitab ini menjadi salah satu rujukan utama bagi mayoritas santri dan pengikut mazhab Syafi’i di Indonesia. Disusun dalam format hasyiyah, kitab ini merupakan perluasan penjelasan dari tulisan sebelumnya yang lebih ringkas, yakni Fath al-Mu’in karya al-Allamah Zainuddin al-Malibari.
Meskipun muncul sekitar 130 tahun yang lalu, I’anatuth Tholibin telah menjadi kitab fiqh Syafi’i yang sangat populer. Kitab ini berfungsi sebagai syarah (penjelasan) dari Fath al-Mu’in, dan keduanya sering dipelajari untuk memahami dan memutuskan masalah-masalah hukum. Dalam forum bahtsul masail (pengkajian masalah), naskah kitab ini sering dijadikan rujukan.
Latar belakang penulisan kitab ini bermula ketika Sayyid Abu Bakar mengajar syarah Fath al-Mu’in di Masjidil Haram. Selama mengajar, beliau menulis catatan pinggir untuk menguraikan makna mendalam dari Fath al-Mu’in. Atas permintaan beberapa sahabat, beliau kemudian mengumpulkan dan melengkapi catatan tersebut menjadi sebuah kitab hasyiyah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas.
Pada akhir kitab I’anatuth Tholibin, tepatnya pada juz IV, disebutkan bahwa hasyiyah ini selesai ditulis pada Hari Rabu ba’da Ashar, 27 Jumadil al-Tsani Tahun 1298 H. Kitab ini tergolong fiqh mutaakhkhirin yang lebih aktual dan kontekstual, memuat ragam pendapat dari ulama mutaakhkhirin seperti Imam al-Nawawi dan Ibnu Hajar. Kitab ini mengakomodasi kebutuhan penelaah akan rujukan yang variatif dan efektif.
Dalam muqaddimahnya, Sayyid Abu Bakar menjelaskan bahwa rujukan dalam penulisan kitab ini mencakup kitab-kitab fiqh Syafi’i mutaakhkhirin, seperti Tuhfah al-Muhtaj, Fath al-Jawad Syarh al-Irsyad, al-Nihayah, Syarh al-Raudh, dan lainnya. K.H. Sirajuddin Abbas dalam bukunya, Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’i, menyatakan bahwa Sayyid Abu Bakar sangat berjasa dalam mengajar mukimin dari Indonesia, sehingga banyak ulama murid beliau yang mengembangkan mazhab Syafi’i di seluruh kepulauan Indonesia pada permulaan abad ke-14 H.
Download Kitab I’anatuth Tholibin
Kitab I’anatuth Thalibin adalah syarah atau penjelasan detail Kitab Fiqih (PDF) Fathul Mu’in oleh Syaikh Zainuddin Al-Malibari. I’anatuth Tholibin ditulis oleh Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatho.
Selain Kitab Tuhfatul Muhtaj karya Ibnu Hajar Al-Haitami, kitab inilah yang biasa dijadikan rujukan oleh para ahli fiqih Madzhab Syafi’i. Utamanya di Indonesia, dalam Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama’ (NU) misalnya.
IDENTITAS KITAB I’ANATUTH THALIBIN
——-
Judul: I’anatuth Thalibin
Penulis: Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatho
Tebal: 4 Jilid
Penerbit: Dar Ihya’
Download: I’anatuth Thalibin PDF
Size: 68 MB (4 Jilid)
Biografi Pengarang Kitab I’anatuth Tholibin
Kitab I’anatuth Tholibin adalah karya besar seorang ulama terkemuka dari Makkah pada abad ke-14 Hijriyyah (abad ke-19 Masehi), Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi as-Syafi’i, yang masyhur dengan julukan al-Bakri. Nama asli beliau adalah Abu Bakar bin Muhammad Zainal Abidin Syatho. Lahir di Makkah pada tahun 1266 H/1849 M, beliau berasal dari keluarga Syatho yang terkenal dengan keilmuan dan ketaqwaannya.
Sayyid Abu Bakar Syatho tidak sempat mengenal ayahnya, Sayyid Muhammad Zainal Abidin Syatho, karena sang ayah wafat ketika beliau baru berusia tiga bulan. Meskipun kehilangan sosok ayah sejak dini, Sayyid Abu Bakar Syatho tumbuh dalam lingkungan yang sangat mendukung perkembangan keilmuan dan spiritualitasnya. Pendidikan agama yang ketat dan lingkungan yang sarat dengan tradisi keilmuan Islam membentuknya menjadi seorang ulama besar.
Sebagai seorang ulama madzhab Syafi’i, Sayyid Abu Bakar Syatho mengajar di Masjidil Haram, Makkah al-Mukarramah, pada permulaan abad ke-14 Hijriyyah. Di sana, beliau tidak hanya mengajar tetapi juga menghasilkan banyak karya tulis yang menjadi rujukan utama dalam studi fiqh. Salah satu karya monumentalnya adalah Kitab I’anatuth Tholibin, yang merupakan syarah (penjelasan) dari Fath al-Mu’in karya al-Allamah Zainuddin al-Malibari.
Sayyid Abu Bakar Syatho dikenal karena keahliannya dalam ilmu fiqh dan dedikasinya dalam mengajar. Beliau mengabdikan dirinya untuk mendidik generasi penerus dan menulis karya-karya yang bermanfaat bagi umat. Salah satu muridnya yang terkenal adalah ulama-ulama dari Indonesia yang kemudian menyebarkan ajaran madzhab Syafi’i di Nusantara.
Sayyid Abu Bakar Syatho wafat pada tanggal 13 Dzulhijjah tahun 1310 H/1892 M, setelah menyelesaikan ibadah haji. Meskipun usianya tidak panjang—hanya 44 tahun menurut hitungan Hijriyyah dan kurang dari 43 tahun menurut hitungan Masehi—kontribusinya sangat besar bagi perkembangan ilmu fiqh dan pendidikan Islam.
Peninggalan-peninggalannya, baik berupa karya tulis, murid-murid yang tersebar di berbagai wilayah, maupun anak keturunannya, menjadi saksi atas kebesarannya sebagai seorang ulama. Hingga kini, kitab-kitabnya, terutama I’anatuth Tholibin, masih dipelajari dan menjadi rujukan penting dalam kajian fiqh di berbagai belahan dunia Islam. Semoga Allah menempatkannya di surga dan menerima semua amal kebaikannya.
Penutup
Mengenal Kitab I’anatuth Tholibin adalah langkah penting bagi siapa saja yang ingin memperdalam pemahaman tentang hukum Islam dan praktik keagamaan dalam tradisi Sunni. Kitab ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang fiqh, tetapi juga menjadi panduan yang berharga bagi para penuntut ilmu dalam menavigasi berbagai isu keagamaan dengan bijaksana dan benar.
Melalui studi yang tekun dan pemahaman yang mendalam, para pembaca dapat menemukan kekayaan ilmu yang terkandung dalam kitab ini, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga pengetahuan tentang Kitab I’anatuth Tholibin ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus belajar dan mendalami ajaran agama dengan semangat yang tinggi.