SlingaDigital – Surat at-Taubah Ayat 128-129: Makna Dan Terjemahan. Surat at-Taubah, juga dikenal sebagai Surat Pengampunan, merupakan salah satu surat terakhir yang diturunkan di dalam Al-Qur’an. Ayat 128-129 dari surat ini membawa pesan-pesan penting tentang pengorbanan, kesetiaan, dan komitmen yang mendalam dalam kehidupan seorang mukmin.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas makna dan terjemahan dari ayat-ayat tersebut. Kita akan mendalami pesan yang terkandung di dalamnya dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai yang Allah SWT anjurkan kepada umat-Nya.
Mari bersama-sama menyelami kearifan dan hikmah dari Surat at-Taubah ayat 128-129, sehingga kita dapat mengambil manfaat besar dari ajaran suci ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Surat at-Taubah
Surat at-Taubah, juga dikenal sebagai “Surat Pengampunan” dalam Al-Quran, adalah surat ke-9 dalam kitab suci Islam. Surat ini memiliki makna dan konteks sejarah yang penting dalam ajaran Islam. Surat at-Taubah mengandung ayat-ayat yang berkisah tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah awal Islam, terutama yang berkaitan dengan hubungan antara umat Islam dan musuh-musuh mereka pada waktu itu.
Salah satu aspek yang membedakan Surat at-Taubah adalah ayat-ayat yang membahas perjanjian-perjanjian damai dengan musuh-musuh Islam pada masa itu. Surat ini juga mengandung petunjuk tentang kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab umat Islam dalam berperang dan berdamai.
Selain itu, Surat at-Taubah menggarisbawahi pentingnya tawakal (percaya sepenuhnya kepada Allah) dan penegakan nilai-nilai kebenaran serta keadilan. Surat ini juga mencakup pesan-pesan tentang pengampunan Allah dan taubat.
Jika orang-orang musyrikin dan munafik tetap memutuskan untuk tidak mempercayai mu, wahai Rasul, maka sampaikan kepada mereka pesan ini: “Saya berserah sepenuhnya kepada Allah, yang tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya saya bergantung, dan Dia adalah Penguasa yang Agung yang memiliki ‘Arsy yang luhur.” Ini adalah ungkapan tawakal dan keyakinan yang mendalam dalam kekuasaan Allah.
Wahai Rasul, jika mereka menolak untuk beriman, sampaikan kepada mereka pesan ini: “Cukuplah Allah sebagai Penolong dan Penyelamatku. Dialah satu-satunya Tuhan yang saya serahkan segala urusan kepada-Nya. Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang luhur’, yang agung di atas seluruh makhluk. Kita beriman kepada isi Al-Qur’an tanpa menganggapnya sama dengan apapun yang biasa kita temui.” Ini adalah pandangan tawakal dan keyakinan mendalam dalam kekuasaan Allah.
Surat at-Taubah Ayat 128-129
عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Arab-Latin: laqad jā`akum rasụlum min anfusikum ‘azīzun ‘alaihi mā ‘anittum ḥarīṣun ‘alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīm
Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
— Surat At-Taubah Ayat 128
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ
Arab-Latin: fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm
Artinya: Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.
— Surat At-Taubah Ayat 129
Makna Surat at-Taubah Ayat 128-129
Surat at-Taubah ayat 128-129 menyampaikan pesan penting tentang kesetiaan, keberanian, dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan atau bahaya dalam mempertahankan agama dan komunitas Muslim. Berikut adalah makna dari ayat-ayat tersebut:
Ayat 128:
“Telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaum kamu sendiri, berat bagi dirinya (menanggung penderitaan) kalau kamu celaka, sangat menginginkan kebahagiaan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Ayat ini mengingatkan umat Islam tentang kehadiran seorang Rasul, yaitu Nabi Muhammad ﷺ, yang berasal dari kaum mereka sendiri. Rasul ini sangat prihatin dan peduli terhadap nasib dan kebahagiaan umatnya. Beliau dengan tulus ingin membawa kebahagiaan dan keselamatan bagi umat Islam. Ayat ini mencerminkan keberanian dan keteguhan hati Nabi Muhammad ﷺ dalam menyampaikan risalah Allah meskipun beliau menghadapi berbagai kesulitan dan ancaman.
Ayat 129:
“Faharum balbul jinnati wal insi manil yanfa’ukumina ‘ala ba’sin shadiid. Wa lau shaa rabbuka ma fa’alu hu fadharhum wa ma yaftaruun.”
Artinya: “Seandainya mereka berpaling (dari agama), maka katakanlah: Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia; kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung.”
Ayat ini mengajarkan tentang keberanian dan keteguhan hati dalam mempertahankan agama Islam. Jika ada orang-orang yang berpaling dari ajaran agama, maka hendaklah orang-orang beriman yakin bahwa Allah SWT mencukupi bagi mereka. Mereka harus tetap percaya dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya, karena hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. Allah adalah Tuhan yang memiliki keagungan yang luar biasa.
Ayat ini juga menegaskan keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Dia adalah satu-satunya tempat kita bertawakal dalam segala hal.
Makna dari ayat-ayat ini adalah untuk mengajarkan umat Islam tentang pentingnya kesetiaan, keberanian, dan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah dalam mempertahankan agama dan menghadapi segala bentuk tantangan atau bahaya yang mungkin timbul. Ayat ini memberikan ketenangan dan keyakinan kepada umat Islam bahwa Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing mereka selama mereka berpegang teguh kepada kebenaran.
Penutup
Itulah beberapa informasi tentang Surat at-Taubah Ayat 128-129: Makna Dan Terjemahan yang bisa SlingaDigital Bagikan. kita telah menjelajahi makna dan pesan yang terkandung dalam ayat-ayat 128 dan 129 dari Surat at-Taubah. Ayat-ayat ini menegaskan pentingnya tawakal kepada Allah, keberanian untuk berpegang pada kebenaran, serta keyakinan dalam kekuasaan-Nya yang agung.
Pesan-pesan dari ayat-ayat ini tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran, keteguhan, dan kepercayaan kepada Allah. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari ayat-ayat ini dan menerapkannya dalam kehidupan kita sebagai umat Islam. Terima kasih telah membaca artikel ini.