Slingadigital.com – Bacaan Rajah Kolo Cokro : Arti dan Amalannya. Dalam dunia mistis dan spiritual, bacaan Rajah Kolo Cokro memegang peranan penting sebagai sarana untuk menarik energi positif dan keberuntungan. Rajah ini, yang merupakan bentuk simbol atau tulisan yang dipercaya memiliki khasiat tertentu, sering digunakan dalam praktik spiritual dan keagamaan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai makna, cara pembacaan, serta kelebihan dari Rajah Kolo Cokro. Dengan pemahaman yang tepat, diharapkan bacaan ini dapat menjadi alat bantu dalam meningkatkan kualitas hidup dan membawa berkah bagi penggunanya. Mari kita telusuri bersama keunikan dan kekuatan yang terkandung dalam Rajah Kolo Cokro.
Arti Kolo Cokro
Sebagaimana diketahui, Kolo dalam konteks ini berarti marabahaya atau ancaman, sedangkan Cokro merujuk pada senjata panah yang tajam, beracun, dan mematikan. Kombinasi dari kedua makna ini menunjukkan bahwa rajah Kolo Cokro adalah simbol perlindungan yang kuat. Ketika seseorang memiliki rajah Kolo Cokro, diyakini bahwa mereka akan selamat dari marabahaya serta memiliki kemampuan untuk mengembalikan marabahaya itu kepada pengirimnya.
Rajah Kolo Cokro ini tidak hanya sekadar gambar atau simbol, tetapi dianggap memiliki energi yang kuat, dihasilkan melalui kekuatan pikiran yang dipusatkan. Proses pembentukannya melibatkan konsentrasi yang mendalam, sehingga rajah ini memancarkan sinar putih kebiru-biruan yang berputar, menciptakan aura pelindung di sekitar pemiliknya. Dalam sejarah pewayangan, rajah Kolo Cokro dipercaya diciptakan oleh Sang Hyang Wisnu, dewa yang melambangkan pelindung, untuk mengalahkan Sang Hyang Betero, yang dikenal dalam mitologi sebagai makhluk berbentuk kalajengking.
Lebih dari sekadar pelindung, rajah Kolo Cokro juga diyakini dapat berfungsi sebagai senjata gaib yang ampuh. Pemilik rajah ini mampu menggunakannya untuk membinasakan lawan-lawan yang memiliki kekuatan gaib. Namun, untuk dapat memaksimalkan potensi dari rajah ini, penting bagi pemiliknya untuk melengkapi diri dengan doa dan mantra yang disebut Tadah Kolo Mongso. Mantra ini diyakini sebagai kunci untuk mengaktifkan kekuatan rajah dalam menghadapi ancaman gaib.
Dalam tradisi Jawa, ada kepercayaan bahwa rajah Kolo Cokro akan menjadi lebih ganas saat digunakan untuk menyerang lawan, terutama jika dikombinasikan dengan Ajian Waringin Sungsang. Ajian ini memiliki reputasi sebagai ilmu yang sangat kuat dan berbahaya. Konon, apabila mantra kidung dari Waringin Sungsang dibaca di dekat seseorang yang sedang hamil, dapat mengakibatkan keguguran. Selain itu, efeknya juga bisa membuat telur tidak dapat menetas dan bahkan membuat nasi yang dimasak menjadi tidak matang. Hal ini menunjukkan betapa dalam dan kompleksnya sistem kepercayaan serta praktik spiritual yang mengelilingi rajah Kolo Cokro dan ajian-ajian terkaitnya, yang melibatkan kekuatan gaib dan mantra dalam masyarakat Jawa.
Secara keseluruhan, rajah Kolo Cokro adalah simbol kekuatan dan perlindungan yang diiringi dengan tradisi dan kepercayaan mendalam, yang mencerminkan hubungan erat antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari dalam budaya Jawa.
Bacaan Rajah Kolo Cokro
Tidak mengherankan jika hingga saat ini masih banyak orang yang memeluk kepercayaan tertentu, seperti Kejawen. Rajah sendiri merupakan bentuk doa permohonan yang bertujuan agar kehendak penggunanya dapat terwujud.
Berdasarkan berbagai sumber, bacaan rajah Kolo Cokro digunakan oleh tokoh-tokoh terkenal, termasuk Syeikh Subakir dan para Walisongo, seperti Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dikenal sebagai salah satu penumbal tanah Jawa sebelum kedatangan para Walisongo di Pulau Jawa. Berikut adalah bacaan rajah Kolo Cokro beserta maknanya:
Yamaroja Yamaroja Jaromaya
“Heh pangrencana, Mariya luwih”
Siapa dulu menyerang akan berbalik menjadi belas kasihan
Yamaroni Yamaroni Niromaya
“Heh kang nekani, Ilanga kaluwihanira”
Siapa datang dulan dengan niat buruk akan malah menjauhinya
Yamidusa Yamidusa Sadumiya
“Heh kang anyikara, mariya nangsaya”
Siapa yang berbuat dosa berbalik berbuat jasa
Yamiduro Yamiduro Rodumiya
“Heh kang aweh mlarat, anyukupana”
Siapa memaksa, berbalik memberikan keleluasan dan kebebasan
Yasiyafa Yasiyafa Fayasiya
“Heh kang duwe luwe, ameragana”
Siapa orang membuat lapar berbalik memberikan makan
Yasiyaro Yasiyaro Royasiya
“Heh kang para cidra, kagel welasa”
Siapa membuat celaka berbalik membuat sehat dan sejahtera
Yadayuni Yadayuni Niyudaya
“Heh kang dadi ama, yogya asiha”
Siapa membuat merusak berbalik membangun dan sayang
Yadayuda Yadayuda Dayudaya
“Heh kang amerangi, laruta kuatira”
Siapa memerangi berbalik menjadi damai
Amalan Rajah Kolo Cokro
Setelah mengetahui bacaan rajah Kolo Cokro, penting untuk memahami amalan yang perlu dilakukan agar rajah tersebut dapat berfungsi dengan baik. Mengetahui bacaan tanpa melaksanakan amalan akan sia-sia. Berikut adalah amalan rajah Kolo Cokro:
Pertama, lakukan puasa selama tiga hari. Pada hari terakhir, lakukan pati geni satu hari satu malam (tanpa tidur, makan, maupun minum). Kemudian, pada tengah malam puasa, usap dengan tangan kanan dan ikuti langkah-langkah berikut:
- Usap mata tiga kali.
- Usap kening lima kali.
- Usap ubun-ubun satu kali.
- Usap pulung ati satu kali.
- Usap pusar satu kali.
- Usap jempol kaki satu kali.
- Setelah selesai melakukan langkah-langkah tersebut, bacalah sabda tunggal berikut:
“Ingsun tohjalining dzat kang maha suci, kang amurba kang amisesa kang kuwasa angandika kun fayakun dadiya sakciptaningsun ana sekdyaningsun teka sak sekrsaningsun, metu sakkodratingsun.”
- Kemudian, lanjutkan dengan membaca niat:
“Ingsun niyat nglakoni rajah kalacakra leksana manjing sigra, niyat anglakoni aksara jawa walikan.”
- Selanjutnya, bacalah Syahadat:
“Solallahualaihiwasallam, bismillahirrohmanirrohim wasyhadu syahadat agung dzat mulyo kawulo baktikah pangeran. Khasbiyallah (3x), wanikmal wakil, nikmal maula, wanikman nasir.”
- Bacalah juga:
“Laa hawla wala quwwata illa billahil aliyil adzim (7x).
Ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba ta nga (1x).
Nga tha ba ga ma nya ya ja dha pa la wa sa ta da ka ra ca na ha (60x).
Nga tha ba ga ma nya ya ja pha pa la wa sa ta da ka ra ca na ha (4x) di dalam hati dengan lidah ditekuk ke atas.
Nga tha ba ga (999x).
Ma nya ya ja (999x).
Dha pa la wa (999x).
Sa ta da ka (999x).
Ra ca na ha (999x).”
- Kemudian, lanjutkan membaca kunci berikut:
“Yamaroja jaromaya
Yamarani niramaya
Yasilapa palasiya
Yamiroda radomiya
Yamidosa sadomiya
Yadayuda dayudana
Yasiyaca cayasiya
Yasihama mahasiya.”
Setelah menyelesaikan puasa selama tiga hari, Anda akan memperoleh ilmu rajah Kolo Cokro. Untuk menggunakan amalan ini, bacalah mantra satu kali dan tiupkan ke dalam air putih di dalam gelas. Rajah Kolo Cokro juga dipercaya dapat digunakan sebagai sarana pengobatan fisik maupun metafisik dengan cara diusapkan ke tubuh yang bersangkutan.
Selain itu, rajah ini dapat digunakan untuk ruwat sengkolo dan pengusiran makhluk halus yang mengganggu tempat, pagar gaib rumah, atau gedung. Bacaan mantra tersebut dapat dibakar dengan menyan Jawa di tempat yang dimaksud.
Manfaat lainnya termasuk sebagai penolak dari beragam santet, teluh, serta tenung. Caranya, air putih yang telah dibacakan diusapkan ke tubuh sebagai penakluk dendam, iri hati, dan kesombongan, serta untuk meningkatkan welas asih, cukup dengan membaca mantra tersebut dan mengarahkan ke foto orang yang dimaksud.
Penutup
Dalam tradisi spiritual Jawa, Bacaan Rajah Kolo Cokro memegang peranan penting sebagai sarana untuk mencapai keselamatan dan perlindungan dari marabahaya. Dengan mengikuti bacaan dan amalan yang telah dijelaskan, diharapkan pemilik rajah ini dapat merasakan manfaatnya secara maksimal. Penggunaan rajah ini tidak hanya sebagai alat untuk perlindungan, tetapi juga sebagai media untuk meningkatkan ketenangan batin dan menambah keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa kepercayaan dan keyakinan dalam melaksanakan bacaan rajah ini merupakan kunci utama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Semoga pengetahuan mengenai Bacaan Rajah Kolo Cokro ini dapat memberi pencerahan dan menjadi panduan bagi Anda dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah.