Slingadigital.com – Kenapa Tawajjuh Dirahasiakan? Ini Penjelasan Lengkapnya. Tawajjuh, sebagai salah satu praktik spiritual dalam tradisi tertentu, sering kali menjadi topik yang dibicarakan secara terbatas dan bahkan dirahasiakan. Mengapa tawajjuh, yang melibatkan fokus dan konsentrasi dalam mendekatkan diri kepada Tuhan atau mencapai pemahaman spiritual tertentu, perlu disembunyikan atau tidak dibicarakan secara terbuka? Apakah ada alasan mendalam di balik kebijakan untuk merahasiakan metode ini?
Untuk memahami kenapa tawajjuh dirahasiakan, kita perlu menggali lebih dalam tentang aspek filosofis, spiritual, dan praktis yang terkait dengan teknik ini. Biasanya, praktik ini dianggap sebagai bagian dari perjalanan spiritual yang sangat pribadi, dan bagi sebagian orang, terlalu banyak mengungkapkan hal ini bisa berisiko mengurangi kekuatan dan esensinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan-alasan di balik kerahasiaan tawajjuh, serta dampaknya bagi para pelakunya.
Bacaan Tawajjuh
Bacaan tawajjuh memiliki berbagai doa, salah satunya adalah doa yang berbunyi:
“Allahumma ba’id baini wa baina khathaa yaaya kamaa baa’adtta bainal masyriqi wal maghribi. Allahumma naqqini minal khathaayaaya kama yunaqqa al-thauba min al-dhanas. Allahummaghsil minal khathaayaaya bil maa’i wa al-tsalji wal barad.”
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara tempat terbit matahari dan tempat terbenamnya. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan-kesalahanku sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan air batu, sebersih-bersihnya.”
Selain doa ini, ada pula doa tawajjuh lainnya yang lebih bersifat rahasia, yakni doa tawajjuh (iftitah) yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika melaksanakan shalat Tahajud.
Berikut bacaan tersebut:
“Wajjahtu Wajhiya Lilladzi Fatharassamawati Wal-Ardha Hanifan Musliman Wama Ana Minal Musyrikiin
Innash-shalati Wa Nusuki Wa Mah Yaya Wamamati Lillahirabbil Alamin
Lasyarikalahu Wabidza Lika Umirtu Wa Ana Minal MusliminAllahumma Antal Maliku La
Ilaha Illa Anta Antarabbi Wa Ana ‘Abduka
Dzalamtu Nafshi Wa Iqtaraftu Bi Zanbi
Faghfirli Dzunubi Jami’an Fa Innahu La Yaghfiru Dzuniba Illa Anta
Wahdini Li Ahsanil Akhla’i Fa Innahu Layahdi Li Ahsaniha Illa AntaWashrif ‘Anni (aiyiaha) La Yashrifu ‘Anni Saiyiaha, Illa Anta
La Bayka Wasa Daika
Wal Khairy Kulluhu Fi Yadaika
Wasysyarru Laisa Ilaika Ana ‘Ika Wa Ilaika
Tabarakta Wa Talaita
Wa Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika”
Doa tawajjuh yang dirahasiakan ini merupakan bentuk permohonan ampunan dan pertolongan dari Allah SWT, dengan menyebut nama-Nya yang Maha Agung dan Maha Penyayang. Dalam doa ini, seseorang mengakui dosa-dosanya dan memohon ampunan dari Allah, serta memohon petunjuk dan perlindungan dari segala keburukan. Bacaan tawajjuh ini mengandung makna yang mendalam, menggambarkan pengakuan atas kelemahan diri dan ketergantungan total kepada Allah yang Maha Pengampun.
Kenapa Tawajjuh Dirahasiakan?
Tawajjuh adalah praktik spiritual yang digunakan dalam ajaran tasawuf (Sufisme), khususnya dalam beberapa tarekat atau aliran mistik Islam. Proses tawajjuh ini melibatkan penyaluran energi spiritual yang berasal dari hati seorang guru kepada hati muridnya, yang diyakini dapat mendekatkan sang murid kepada Tuhan. Salah satu alasan mengapa tawajjuh dirahasiakan adalah karena esensinya yang sangat mendalam dan bersifat pribadi. Praktik ini bukan hanya sekadar ritual atau doa, melainkan suatu sistem pengajaran yang mengutamakan pengendalian spiritual dan konsentrasi yang intens.
Tawajjuh melibatkan sebuah komunikasi spiritual yang bersifat langsung antara guru dan murid. Dalam beberapa praktik, transmisi energi ini bisa melibatkan sentuhan fisik oleh sang guru kepada muridnya—tentunya dengan pengecualian bagi wanita yang tidak diperkenankan untuk berinteraksi langsung dalam hal ini. Meskipun demikian, inti dari tawajjuh adalah latihan dzikir yang intens dan rahasia, di mana seorang murid fokus pada penyebutan nama-nama Ilahi yang dikaitkan dengan Latifa—sebuah konsep spiritual dalam tasawuf yang merujuk pada pusat-pusat energi halus dalam tubuh manusia.
Para murid akan terus melanjutkan praktik ini dengan menyebutkan nama Ilahi secara sembunyi-sembunyi, memvisualisasikan nama Tuhan, atau bahkan Nabi serta guru mereka. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai konsentrasi yang maksimal, sehingga mereka bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan dan memperoleh pencerahan spiritual.
Tidak hanya itu, tawajjuh juga dapat dilakukan dalam bentuk majelis dzikir, yang biasanya dilaksanakan di ruangan tertutup untuk menjaga kesakralan praktik tersebut. Penutupan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan penuh kekhusyukan, agar energi spiritual dapat disalurkan dengan lebih efektif. Praktik ini juga didasarkan pada hadis-hadis Nabi yang mengajarkan tentang tata cara berzikir dan berdoa dengan penuh perhatian.
Sebagai contoh, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dari Ya’la bin Syadad, suatu ketika Rasulullah SAW bertanya apakah ada orang asing yang hadir dalam suatu pertemuan. Ketika dijawab tidak ada, Nabi memerintahkan untuk menutup pintu dan mengangkat tangan untuk berdoa. Hadis ini menunjukkan pentingnya menjaga kesendirian dan ketenangan dalam berzikir, yang menjadi salah satu alasan mengapa tawajjuh sering kali dilakukan di tempat yang tertutup.
Hal yang sama juga dijelaskan dalam hadis-hadis Imam Bukhari dan Muslim tentang saat Nabi SAW memasuki Ka’bah. Beliau memerintahkan agar pintu Ka’bah ditutup dan hanya orang-orang tertentu yang berada di dalam. Ini mengindikasikan pentingnya menjaga kesucian dan kekhusyukan dalam beribadah, yang juga berlaku dalam praktik tawajjuh. Oleh karena itu, tawajjuh dianggap lebih baik dilakukan secara rahasia, karena kedalaman dan efek spiritualnya yang luar biasa, yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang telah terlatih dan siap secara spiritual.
Dengan demikian, alasan mengapa tawajjuh dirahasiakan bukan hanya karena keutamaan dan kesuciannya, tetapi juga untuk menjaga keberkahan dan efektivitas praktik ini bagi setiap individu yang melakukannya. Praktik ini bukanlah sesuatu yang bisa sembarangan diajarkan atau dipraktikkan tanpa pengawasan dan bimbingan yang tepat, karena tawajjuh menyentuh dimensi spiritual yang sangat dalam dan pribadi.
Berikut hadisnya:
إِغْلاَقُ الْبَابِ وَيَعْضَدُهُ حَدِيْثُ الْحَاكِمِ عَنْ يَعْلَى بْنِ شَدَادٍ قَالَ: بَيْنَمَا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ: هَلْ فِيْكُمْ غَرِيْبٌ؟ قُلْنَا: لاَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ وَقَالَ: اِرْفَعُوْا أَيْدِيَكُمْ، الْحَدِيْثَ وَأَصْرَحَ مِنْهُ حَدِيْثُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٍ فِى دُخُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَعْبَةَ حَيْثُ أَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ حِيْنَ دُخُوْلِهَا عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ مَعَهُ دُوْنَ مَنْ عَدَاهُمْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الْمُوْجُوْدِيْنَ بِالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَلَفْظُ الْبُخَارِي فِى صَحِيْحِهِ، (تنوير القلوب، ص 521).
Termasuk tata krama berzikir adalah menutup pintu, hal ini dikuatkan melalui Hadis Nabi diriwayatkan Imam Hakim dari Ya’la bin Syadad, suatu ketika aku bersama Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah bertanya: “Apakah di antara kalian ada orang asing?” Aku menjawab: “Tidak wahai Rasulullah”. Maka Nabi memerintahkan untuk menutup pintu serta Beliau bersabda: “Angkatlah tanganmu (berdo’a)”.
Hadis Imam Bukhari serta Muslim sudah memperjelas tentang masuknya Nabi ke dalam Ka’bah sekiranya Nabi memerintahkan menutup pintu ketika masuk Ka’bah, dan orang-orang bersama Nabi bukan orang muslim lain ada di Masjidil Haram (Tanwîr al-Qulûb, halaman: 521).
Manfaat Tawajjuh
Tawajjuh, dalam konteks spiritual, adalah praktik di mana seorang mentor atau guru spiritual mengarahkan perhatian atau fokusnya kepada murid atau individu tertentu, dengan tujuan memberikan dampak positif pada hati dan jiwa orang tersebut. Melalui proses ini, tawajjuh dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan memberikan efek syifa (kesembuhan) yang mendalam. Sebagai bagian dari tradisi spiritual, tawajjuh tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, serta mendapatkan kedamaian batin dan kesembuhan rohani.
Salah satu manfaat utama dari tawajjuh adalah sebagai obat dan pengobatan spiritual. Dalam banyak tradisi Sufi dan tarekat lainnya, tawajjuh dipercaya mampu menyembuhkan berbagai masalah hati, baik itu penyakit batin seperti kesedihan, kebingungan, maupun perasaan jauh dari Tuhan. Sebagai bentuk penyembuhan, tawajjuh diharapkan dapat membersihkan hati dari kekotoran dan dosa, serta memberikan kekuatan spiritual yang membantu seseorang untuk lebih dekat dengan Tuhan.
Di samping itu, air tawajjuh juga dianggap sebagai media atau wasilah yang dapat membawa keberkahan dan kesembuhan. Dalam ajaran Islam, banyak referensi yang mengaitkan air dengan kesembuhan, baik melalui ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu contoh adalah ketika air dibacakan dengan dzikir atau doa oleh para guru spiritual, air tersebut dipercaya membawa kekuatan penyembuhan yang dapat membantu menyembuhkan tubuh dan jiwa. Hal ini sesuai dengan pendapat ulama Salaf yang menganggap air yang dibacakan doa memiliki energi penyembuhan, dan bisa menjadi sarana untuk mengobati berbagai penyakit.
Sebagai contoh, dalam beberapa praktik tawajjuh, air yang telah dibacakan dengan doa-doa khusus atau ayat Al-Qur’an, akan diberikan kepada individu yang membutuhkan penyembuhan. Keyakinan ini didasarkan pada kepercayaan bahwa Allah SWT adalah sumber segala kesembuhan. Dalam pandangan banyak kalangan, penyakit berasal dari Allah, begitu pula dengan kesembuhannya. Oleh karena itu, tawajjuh dan air yang diberkahi dianggap sebagai media yang dapat mendatangkan kesembuhan, sesuai dengan kehendak-Nya.
Penting untuk dicatat bahwa manfaat tawajjuh tidak hanya sebatas kesembuhan fisik, tetapi juga kesembuhan spiritual. Tawajjuh dapat membantu membersihkan hati dari dosa-dosa, memberi ketenangan pikiran, dan membantu seseorang meraih pencerahan spiritual. Ini juga menjadi alasan mengapa tawajjuh dianggap sebagai sebuah rahasia spiritual yang sangat berharga dalam kehidupan seorang murid atau praktisi spiritual, karena tidak semua orang dapat merasakan atau memahami dampaknya dengan cara yang sama.
Dengan demikian, tawajjuh membawa banyak manfaat, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual. Keberkahan dan efek penyembuhannya yang luar biasa membuat praktik ini sangat dihormati dan dijaga kerahasiaannya oleh banyak kalangan, baik murid, jamaah, ulama, hingga masyarakat pada umumnya. Namun, pada akhirnya, semua manfaat yang terkandung dalam tawajjuh tetap bergantung pada kehendak Allah SWT, yang Maha Menyembuhkan dan Maha Pengasih.
Penutup
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa tawajjuh, sebagai sebuah praktik spiritual yang dalam, memiliki kedalaman makna dan potensi kekuatan yang luar biasa. Kenapa tawajjuh dirahasiakan? Karena ia bukan sekadar sebuah ritual biasa, tetapi sebuah jalan yang menyangkut hubungan pribadi dengan yang Maha Kuasa.
Rahasia tawajjuh menjaga kesucian dan kekhusyukan dalam beribadah serta menghindari kesalahpahaman atau penyalahgunaan dari pihak yang belum memahami esensinya. Dengan menjaga kerahasiaan ini, praktik tawajjuh tetap bisa terjaga kemurniannya dan memberikan manfaat spiritual yang sebenar-benarnya.