Membangkitkan Sukma Sejati

Pedoman Untuk Membangkitkan Sukma Sejati

Posted on

Slingadigital.comPedoman Untuk Membangkitkan Sukma Sejati. Dalam gejolak kehidupan yang serba sibuk dan penuh tekanan, terkadang kita merasa terputus dari diri sejati dan makna sejati keberadaan kita. Namun, di balik kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, ada kebutuhan mendalam untuk menjalani hidup dengan menyelami sukma sejati kita.

Pada artikel ini Slingadigital.com mengajak Anda untuk memahami dan merenungkan konsep Membangkitkan Sukma Sejati. Kita akan menjelajahi makna filosofisnya, cara-cara untuk menghubungkan diri dengan sukma sejati kita.

Dan bagaimana hal ini dapat membantu kita menemukan makna yang lebih mendalam dalam hidup ini. Mari kita bersama-sama menjelajahi perjalanan mendalam menuju sukma sejati yang tersembunyi dalam diri kita.

Pengertian Sukma Sejati

Dari sudut pandang spiritual dan batin yang dalam, pemahaman hakikat manusia mencapai kedalaman yang memberikan wawasan mendalam tentang Allah, sekaligus hakikat dan esensi sejati dari diri manusia.

Ajaran-ajaran tertinggi dalam kebatinan ini sering disebut dengan berbagai nama, termasuk Kasampurnan, Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sukma Sejati, Guru Sejati, dan Sangkan Paraning Dumadi, yang menggambarkan hakikat dan esensi sejati manusia.

Nama-nama ajaran kebatinan yang telah disebutkan sebelumnya menjadi dasar utama dalam pengajaran spiritual kejawen. Meskipun berbagai istilah dan terminologi digunakan dalam beragam aliran kebatinan Jawa, prinsip-prinsip inti ajarannya tetap konsisten.

Ajaran-ajaran kebatinan yang serupa juga dapat dijumpai di banyak wilayah, terutama di India dan sekitarnya, meskipun istilah dan istilah teknis yang digunakan mungkin berbeda.

Istilah Sukma Sejati merujuk pada roh ilahi yang Allah letakkan dalam diri manusia, yaitu hakikat sejati manusia yang mencerminkan citra manusia saat Allah pertama kali menciptakannya.

Ajaran Sukma Sejati menegaskan adanya roh agung yang Allah tempatkan dalam diri setiap individu, yaitu hakikat sejati kita. Hal ini menggambarkan bahwa manusia sejatinya tidak memerlukan berhala untuk disembah atau bergantung pada entitas roh lain seperti khodam atau jimat sebagai sumber kekuatan.

Sebagai roh yang murni diciptakan oleh Allah, sukma sejati manusia memancarkan kehadiran ilahi. Ketika manusia mengalihkan perhatian mereka pada kehadiran ilahi ini, maka sukma sejati manusia yang akan mendominasi roh-roh lain, dan bukan sebaliknya.

Maka, adalah penting bagi manusia untuk menjalani hidupnya dengan selaras dan harmonis selalu dengan keberadaan ilahi Allah.

Cara Membangkitkan Sukma Sejati

Semedi

Semadi, yang juga dikenal dengan berbagai istilah seperti sarasa, rasa tunggal, maligining rasa, rasa jati, dan rasa pangrasa, adalah salah satu bentuk meditasi dalam tradisi kebatinan.

Baca Juga:  Cara Membedakan Tasbih Kayu Cendana Asli dan Palsu

Selain itu, ada juga istilah-istilah lain seperti maladihening, mesu budi, manekung, puja brata, tarak brata, dan banyak lagi. Praktik semadi pada dasarnya melibatkan dua aspek utama.

Pertama-tama, terdapat ‘SOLAH,’ yang mencakup pengaturan gerakan atau postur tubuh untuk “menenangkan” atau “mematikan” indra fisik agar kita dapat merasakan esensi rasa yang murni.

Kedua, ada ‘BAWA,’ yang berkaitan dengan kondisi batin dan bagaimana kita merasakan serta meningkatkan kesadaran melalui pengelolaan rasa sehingga mencapai pencerahan batin atau merasakan atma dalam sukma sejati.

Penting untuk membedakan antara sukma sejati dengan rasa sejati. Sukma sejati memiliki penampakan atau manifestasi yang dapat terlihat, sementara rasa sejati lebih terkait dengan sensasi atau perasaan yang terhubung dengan energi kehidupan atau atma. Sukma sejati adalah ekspresi dari roh atau jiwa, sedangkan rasa sejati berkaitan dengan sir atau sirulah.

Terdapat berbagai cara untuk melakukan semedi, seperti duduk bersila atau bahkan berbaring. Berikut adalah petunjuk singkat untuk melakukan semedi dalam posisi berbaring.

Patraping Netra

Dalam praktek meditasi, salah satu teknik yang umum digunakan adalah memusatkan perhatian mata pada satu titik yang disebut ‘papasu’, terletak persis di tengah di antara kedua mata. Meskipun mata tetap tertutup, fokus perhatian tetap terpaku pada titik ini.

Bagi beberapa individu, mungkin mereka akan dengan cepat melihat semacam cahaya atau sinar yang dapat berwarna putih hingga kekuningan. Namun, jika pada awalnya pengalaman yang Anda rasakan adalah kegelapan, bersabarlah. Seiring berjalannya waktu, cahaya mungkin akan mulai muncul dan secara perlahan menjadi semakin terang, bahkan bisa sangat bersinar.

Dengan posisi tersebut, sekarang saatnya untuk menyesuaikan nafas dengan rileks. Setelah melatih pernapasan dengan tenang, lanjutkan dengan mengalihkan perhatian ke papasu.

Seiring berjalannya waktu, kalian mungkin akan menyaksikan cahaya yang semakin terang dengan warna kuning yang memancar. Arahkan seluruh perhatian kalian ke arah cahaya tersebut. Bersabar dan tenanglah, dan mungkin kalian akan mulai melihat gambaran seperti lorong.

Dalam petunjuk dari kehendak rasa sejati atau ‘kareping rahsa’, kalian akan diajak untuk mengikuti lorong ini, yang mungkin memiliki lengkungan, tetapi tanpa tikungan tajam.

Lorong ini akan membawa kalian ke sebuah ruangan yang begitu terang bersinar. Kalian akan merasa seakan-akan berada dalam ruangan yang sangat luas, penuh keindahan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Inilah yang dikenal sebagai ruang gaib.

Pengaturan Pernafasan

Dalam teknik meditasi, pengaturan pernapasan memiliki peranan penting. Untuk memulainya, ambillah nafas dengan lembut, dalam, dan tanpa gerakan yang terburu-buru atau kasar.

Baca Juga:  Pengertian Khodam Hizib Nashor

Tarik nafas dengan perlahan dan dalam hingga sejauh mungkin. Perasaan pernapasan harus dimulai dari perut dan terus mengisi dada, membuatnya terasa terisi penuh.

Kemudian, rasakan nafas tersebut naik hingga mencapai cethak atau langit-langit mulut, dan akhirnya sampai ke puncak kepala atau ubun-ubun.

Proses mengisi nafas dari perut hingga ke ubun-ubun sebaiknya dilakukan dalam satu tarikan nafas yang berlangsung sekitar 4 hingga 7 detik, atau bisa dihitung mulai dari angka 1 hingga 7.

Setelah nafas mencapai puncak, tahanlah selama beberapa saat, sekitar 7 detik. Selanjutnya, perlahan-lahan hembuskan nafas melalui mulut dalam waktu sekitar 4 detik. Ingatlah bahwa durasi menghirup nafas seharusnya lebih lama dibandingkan dengan menghembuskannya.

Sastra Cetha

Ketika menahan nafas di ubun-ubun, pada awalnya kalian mungkin akan merasakan sensasi yang ringan. Namun, seiring berjalannya waktu, sensasi tersebut dapat menjadi semakin berat. Jika sensasinya sudah terasa sangat berat, hembuskan nafas dengan perlahan seolah-olah kalian sedang melepaskan beban yang rapuh dan mudah pecah.

Beban yang kalian rasakan sebenarnya adalah manifestasi dari rasa jati atau yang dikenal dengan tenaga dalam yang terpusat. Proses pernapasan seperti ini sering disebut sebagai sastra cetha.

Sastra mengacu pada analogi atau metafora ilmu, sementara cetha merujuk pada cethak, yang merupakan langit-langit mulut sebagai sumber keluarnya suara. Istilah sastra cetha digunakan untuk menggambarkan teknik pernapasan yang ditarik hingga mencapai ubun-ubun.

Untuk memungkinkan nafas mencapai ubun-ubun, cethak harus ditutup dengan kuat sehingga nafas tidak keluar melalui mulut terlebih dahulu. Jika cethak tidak ditutup dengan baik, nafas akan mengalir dengan alaminya dan hanya mencapai cethak sebelum kembali turun.

Daiwan

Daiwan atau dawan mengacu pada pengaturan pernapasan yang dilakukan secara panjang, tenang, dan dengan kesabaran, tanpa terburu-buru atau kegelisahan. Kata Daiwan juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang tak berujung, berkelanjutan, atau abadi.

Ini mencerminkan bahwa hakikat keberlanjutan hidup kita terletak dalam pernapasan kita. Pernapasan adalah aliran udara yang masuk dan keluar dari tubuh kita, yang seiring dengan itu menghadirkan keberadaan roh dalam diri.

Ketika kedua unsur ini, yaitu pernapasan dan roh, menghentikan fungsinya, itu disebut sebagai kematian, saat di mana tubuh fisik mengalami kerusakan dan kembali ke sumber asalnya.

Maka, menjalani pernapasan yang berlangsung secara terus-menerus dan dalam adalah penting untuk memastikan bahwa kita memperoleh energi kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Tripandurat

Salah satu teknik pernapasan dikenal dengan sebutan sastra cetha. Teknik ini melibatkan satu siklus pernapasan yang dimulai dengan menghirup udara melalui hidung, menahannya sebentar, lalu menghembuskannya melalui mulut.

Baca Juga:  Wirid Agar Mantan Balik Lagi

Saat mempraktikkan sastra cetha, tidak perlu dilakukan tanpa henti. Sebaiknya, lakukan teknik ini secara bertahap, misalnya dengan tiga kali pernapasan, kemudian beristirahat sejenak sebelum melanjutkan.

Tiga siklus pernapasan dalam sastra cetha disebut tripandurat. Kata ‘Tri’ berarti tiga, ‘pandu’ mengacu pada yang suci, dan ‘rat’ merujuk pada tubuh atau alam.

Ini mengindikasikan bahwa tiga siklus pernapasan dalam sastra cetha dapat memudahkan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta, yang terjadi di wilayah ubun-ubun atau suhunan, yang dianggap sebagai tempat yang suci dan sakral.

Mantra Pelet Sukma Sejati

Ini adalah mantra pelet sukma sejati:

Mantra : “bismillahirahmanirrahim,,
cahaya mulya mulyaningsun urip
ingsun,
iya iku kang ngimpuni nyawane
si………..wis kawengku dening
dening nyawaku,
teko kedep teko lerep teko nurut
manut si…………………menyang aku
cahya mulya mulyaningsun,urip
ingsun,iya iku kang ngimpune
nyawane si……
wis kakekap dening nyawaku,teko
kedep,teko lerep,teko nurut,teko
manut si…….menyang aku,nurut
manut saka kersaning gusti Allah,
Laa Ilaha Illallah Muhammad
Rasululloh…..”

Tata Cara Pelet Membangkitkan Sukma Sejati

Berikut adalah prosedur pelet sukma sejati:

  • Tidak ada persyaratan puasa yang diperlukan.
  • Ucapkan mantra sebanyak 3 kali sebelum bertemu dengan seseorang.
  • Setelah mengucapkan mantra, ketukkan kaki ke tanah tiga kali sebelum bertemu dengan orang yang kalian tuju.

Penutup

Dalam perjalanan mencari makna yang mendalam dalam kehidupan, kita telah menjelajahi konsep Membangkitkan Sukma Sejati dan bagaimana cara membangkitkannya.

Sukma Sejati adalah inti sejati dalam diri kita yang menghubungkan kita dengan yang Maha Kuasa, dan dengan merenungkan dan mengamalkan prinsip-prinsip ini, kita dapat merasakan kedalaman yang luar biasa dalam eksistensi kita.

Membangkitkan Sukma Sejati adalah sebuah perjalanan yang memerlukan kesabaran, refleksi, dan dedikasi. Dalam proses ini, kita menggali potensi spiritual yang tersembunyi dalam diri kita. Semakin kita mendalami makna Sukma Sejati, semakin kita mendekati makna mendalam keberadaan kita.

Semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang bermanfaat dan memotivasi kita untuk terus mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan kekuatan ilahi.

Dengan Sukma Sejati sebagai panduan, kita dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan makna, menciptakan kedamaian dalam diri dan di sekitar kita. Teruslah menjalani perjalanan menuju Sukma Sejati, dan semoga kebijaksanaan dan pengetahuan yang didapat menjadikan hidup kita lebih bermakna dan bercahaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *