Sayyid Imam Al-Jazuli

Biografi Sayyid Imam Al-Jazuli Pengarang Kitab Dalailul Khoirot

Posted on

SlingaDigital – Biografi Sayyid Imam Al-Jazuli Pengarang Kitab Dalailul Khoirot. Di dalam perjalanan kehidupan yang berliku, terdapat individu yang menciptakan warisan berharga dalam bentuk tulisan, dan Sayyid Imam Al-Jazuli adalah salah satunya. Beliau adalah penulis terkenal yang dikenal sebagai pengarang kitab Dalailul Khoirot, sebuah karya monumental yang telah membawa manfaat spiritual bagi umat Islam selama berabad-abad. Pada artikel kali ini SlingaDigital akan membahas tentang biografi Sayyid Imam Al-Jazuli, serta mengeksplorasi kontribusi besar beliau dalam dunia literatur Islam.

 

Sayyid Imam Al-Jazuli Pengarang Kitab Dalailul Khoirot

Imam Al-Jazuli, atau nama lengkapnya Muhammad ibn Sulaiman ibn Abd Allah Al-Jazuli Al-Simlali, adalah seorang ulama dan penyair Muslim dari Maroko yang hidup pada abad ke-15. Ia terkenal karena menyusun kitab zikir dan doa yang dikenal dengan nama “Dalail Khairat”.

Imam Al-Jazuli lahir pada tahun 1444 di desa Sous, dekat kota Agadir di Maroko. Ia belajar agama di bawah bimbingan ulama terkemuka pada zamannya dan mengembangkan reputasi sebagai seorang ahli ilmu agama dan sastrawan.

Kitab “Dalail Khairat” adalah kumpulan doa dan zikir yang ditujukan untuk memuji dan memohon berkah kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini terdiri dari berbagai macam doa, termasuk doa-doa untuk mendapatkan keberkahan, keselamatan, dan keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah penyusunan kitab ini tidak selalu terdokumentasikan dengan jelas, tetapi banyak yang percaya bahwa Imam Al-Jazuli menulisnya sebagai hasil dari pengalaman spiritualnya yang mendalam dan kecintaannya yang mendalam terhadap Nabi Muhammad SAW.

“Dalail Khairat” telah menjadi salah satu karya penting dalam tradisi spiritual Islam, dan banyak umat Islam di seluruh dunia menggunakan kitab ini sebagai sarana untuk memperdalam hubungan mereka dengan Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Sayyid Imam Al-Jazuli Pengarang Kitab Dalailul Khoirot

Inilah sebagian dari perjalanan hidup seorang Imam yang sangat berilmu dan bermakamal, seorang wali Allah yang agung dan sempurna dalam ma’rifat kepada Allah SWT. Beliau adalah muhaqqiq dan wasil kepada-Nya, juga merupakan tokoh terkemuka pada masanya yang sangat istimewa. Dialah Sayid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli rodliyallah ‘anhu, penulis kitab Dalailul Khairat.

Imam Jazuli berasal dari daerah bersejarah Maroko, Sous, yang terletak di tepi Samudera Atlantik. Kelahirannya terjadi di Jazulah, sebuah kabilah di tepi pantai negeri Maghrib (Maroko) Afrika. Setelah itu, perjalanan ilmunya dilanjutkan di kota Fas, sebuah tempat yang cukup ramai dan terletak di antara Maroko dan Mesir. Jarak antara Fas dan Mesir sekitar 36 derajat atau sekitar 4.064 km. Di kota Fas, beliau menuntut ilmu hingga menguasai berbagai cabang ilmu, sehingga namanya menjadi sangat terkenal. Kemudian, beliau menulis kitab “Dalail al Khairat”.

Baca Juga:  Lirik Lagu Batak Mardua Holong dan Terjemahan

Pendidikannya dimulai di lingkungan lokal sekitarnya, dan kemudian melanjutkan ke As-Madrasah Saffarîn di Fes, di mana kamar beliau bahkan masih dapat dilihat oleh pengunjung hingga hari ini. Di Fes, beliau menghafal Ushul fiqih dari madzhab Imam Maliki dan mempelajari hukum fiqih, seperti karya-karya Ibn al-Hajib Mukhtasr al-Far’i dan Sahnun Al-Mudawwana al-Kubra. Selain itu, beliau juga bertemu dengan ulama hukum dan ahli tasawuf terkenal dari zamannya, seperti Ahmad Zarruq.

Nasabnya dapat ditelusuri kembali hingga ke Sayid Abu Abdillah Muhammad, yang merupakan keturunan dari Sulaiman, Abdurrohman, Abu Bakar, Sulaiman, Ya’la, Yakhluf, Musa, Ali, Yusuf, Isa, Abdulloh, Jundur, Abdurrohman, Muhammad, Ahmad, Hasan, Isma’il, Ja’far, Abdulloh, Hasan, Ali, Abu Tholib, dengan doa semoga Allah memuliakan wajah-wajah mereka, dan terus melanjutkan hingga mencapai hubungan dengan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melalui Fatimah Zahra.

Setelah menetap di pesantren, beliau meninggalkan daerah itu dan menghabiskan empat puluh tahun berikutnya di Mekkah, Madinah, dan Yerusalem. Setelah perjalanan yang panjang, beliau kembali ke Fez di mana ia menyelesaikan kitab Dala’il al-Khayrat, yang berisi sanjungan dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Penyebab dari beliau menulis kitab Dalailul Khairat adalah karena suatu kejadian di mana beliau singgah di sebuah desa saat waktu sholat dhuhur hampir berakhir, namun beliau belum menemukan siapapun yang dapat beliau tanyai untuk mendapatkan air wudhu.

Akhirnya, beliau menemukan sebuah sumur yang tidak memiliki timba. Dalam kebingungannya, beliau berputar-putar di sekitar sumur tersebut karena tidak ada alat untuk menimba. Seorang anak perempuan yang berusia kira-kira tujuh tahun dan sejak tadi memperhatikan tingkah laku Syaikh Imam Jazuli yang terlihat bingung, bertanya kepada Sayid Muhammad al-Jazuli,

“Ya Syekh..! mengapa anda nampak bingung berputar-putar disekitar sumur? Syekh Jazuli menjawab. ”Saya Muhammad bin Sulaiman”. Anak itu bertanya lagi, “Apa yang hendak tuan inginkan?“. Syekh menjawab. “Waktu sholat dhuhurku sudah sempit, tetapi saya belum mendapatkan air untuk berwudlu”. Anak kecil itu bertanya. “Apakah dengan namamu yang sudah terkenal itu tidak bisa (hanya sekedar) mendapatkan air wudlu dari dalam sumur? Tunggulah sebentar!“

Kemudian, sang anak kecil mendekat ke tepi sumur dan menghembuskan napasnya sekali. Tiba-tiba, air mulai mengalir dan memancar dari sumur itu, mengalir seperti sungai besar yang deras. Setelah itu, anak itu pulang ke rumahnya. Syekh Muhammad Al-Jazuli segera bersuci (wudhu) dan melaksanakan shalat Dzuhur.

Baca Juga:  Makna dan Kandungan Surat An Nur Ayat 32

Setelah menyelesaikan shalat Dzuhur, Syekh Imam Jazuli mendatangi rumah anak perempuan kecil itu dan mengetuk pintu. Saat anak kecil itu bertanya, “Siapa itu?”, Syekh Jazuli menjawab dengan lembut, “Wahai anak perempuanku, demi Allah yang menciptakanmu dan memperlihatkan kepadamu kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasulmu yang memiliki syafaat yang sangat diharapkan, saya mohon pertemuan singkat denganmu. Saya memiliki pertanyaan penting untukmu.”

Ketika anak itu mendatangi beliau, Syekh Muhammad Al-Jazuli bersumpah dengan penuh keyakinan, “Aku bersumpah kepadamu dengan segala kemuliaan Allah, kekuasaan-Nya, kebaikan-Nya, dan kesempurnaan-Nya, juga dengan Nabi Muhammad saw. yang senantiasa mendapat shalawat dan salam, bersama para sahabat, istri, dan keturunannya. Serta bersumpah atas pesanannya dan syafaatnya. Aku mohon padamu untuk menceritakan bagaimana engkau memperoleh keistimewaan yang luar biasa ini (mengeluarkan air dari sumur tanpa menimba)?”

Jawab anak kecil itu, “Seandainya tidak karena sumpahmu, wahai Syekh, tentulah aku takkan berbicara. Keistimewaan ini kutemukan karena membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.”

Setelah kejadian tersebut, Syekh Muhammad Al-Jazuli ra. menulis kitab “Dalail al Khairat” di kota Fas. Sebelum menyebarkannya, beliau mendapat inspirasi untuk pulang ke tanah kelahirannya. Maka, dengan sendirinya, beliau kembali ke desanya di tepi daerah Jazulah. Di sana, beliau bertemu dengan Syekh Abu Abdilah Muhammad bin Abdullah Al-Shaghir, seorang penduduk di pinggiran desa, dan meminta beliau untuk mengajarkan isi Dalail.

Kemudian, Syekh Muhammad Al-Jazuli melakukan kholwat untuk beribadah selama 14 tahun. Setelah itu, beliau keluar dari kholwatnya untuk mendedikasikan diri dalam memperbaiki dan menyempurnakan kitab “Dalait al Khoirot” pada hari Jum’at, 6 Rabi’ul Awwal tahun 82 H, delapan tahun sebelum beliau wafat.

Thoriqoh beliau didasarkan pada ajaran dari beberapa ulama, antara lain Syekh Syadzili yang belajar, Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Mudhor Al-Munithi, Sayid Abu Utsman Sa’id Al-Hartanai, Sayid Abi Zaid Abdurrahman Al-Rajnaji, Sayid Abul Fadhil Al-Hindi, Syekh Ihus Uwais Zamanihi, dan Sayid Abu Abdilah Al-Maghribi, seorang pengembara yang dimakamkan di Damnaliur AlBukhairoh. Mereka adalah pengikut para orang sholih dan kelompok Thariqohnya, dan mereka adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Allah. Mereka adalah para Imam yang memiliki hubungan erat dengan-Nya, terutama Abul Aqthob yang diangkat oleh Allah sebagai penerus dari garis keturunan Al Hasyimiyyah dan keturunan Nabi. Salah satu di antara mereka adalah Sayid Abul Hasan ‘Ali Al-Syadzali ra., yang lahir pada tahun 595 H. dan meninggal pada tahun 656 H.

Sebelum beliau mewujudkan sepuluh hal sebagaimana beliau katakan, “Masih ada sepuluh tahun untukmu”, beliau juga mewariskan banyak sahabat. Di antara murid-murid beliau yang terkenal adalah:

Baca Juga:  Pengertian Yasin 7 Mubin Untuk Jodoh

1. Syekh Abu Abdillah Muhammad Al-Shoghir Al-Sahli, yang merupakan yang tertua dan sahabat setia beliau dalam meriwayatkan Dalail.
2. Syekh Abu Muhammad Abdul Karim Al-Mandari.
3. Syekh Abdul ‘Aziz Ab-Tiba’.
4. Sayid Ahmad Musa Al-Samlali, seorang muarif yang diakui oleh guru saya Sayid Ahmad Musa Al-Samlali.
5. Sayid Ahmad bin Abbas A1-Shom’i.
6. Sayid Mufri Abdul Qodir Al-Fasi.
7. Sayid Ahmad bin Al-Haj.
8. Sayid Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Al-Matsani.
9. Sayid Muhammad bin Abmad A1-Mudghiri.
10. Sayid Ali bin Yusuf Al-Hariri Al-Madani.
11. Sayid Muhammad Amin Al-Madani.
12. Syaikh Al-Quthbu Al-Rais.
13. Sayid Muhammad Idris.
14. Syaikh Al Quthbu Al-Rasyid.
15. Sayid Abdul Mu’id.
16. Semua santrinya yang dijuluki dengan Muhammad Ma’ruf yang belajar di bawah bimbingan beliau.

 

Wafatnya Syekh Muhammad Al Jazuli

Wafatnya Syekh Muhammad Al-Jazuli adalah suatu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Beliau, yang dikenal sebagai penyusun kitab Dalailul Khairat, meninggal dunia pada tanggal 14 Rajab 870 H di daerah Marrakesh, Maroko.

Syekh Muhammad Al-Jazuli adalah seorang ulama dan wali Allah yang terkenal dalam dunia Islam. Kitab Dalailul Khairat yang beliau tulis berisi kumpulan doa-doa dan pujian kepada Nabi Muhammad saw. Kitab ini telah menjadi salah satu dari karya-karya klasik dalam tradisi Islam, terutama di dunia Sunni.

Wafatnya Syekh Muhammad Al-Jazuli merupakan kehilangan besar bagi umat Islam, namun warisan ilmu dan spiritualitasnya tetap hidup melalui karya-karyanya. Beliau telah memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memperdalam dan menyebarkan cinta kepada Nabi Muhammad saw. melalui kitab Dalailul Khairat.

Semoga Allah SWT merahmati dan mengampuni Syekh Muhammad Al-Jazuli, dan semoga beliau mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya. Amin.

 

Penutup

Itulah beberapa informasi tentang Biografi Sayyid Imam Al-Jazuli Pengarang Kitab Dalailul Khoirot yang bisa SlingaDigital Bagikan. Dengan mengakhiri artikel ini, kita mengenang dengan penuh rasa hormat dan kekaguman kepada Sayyid Imam Al-Jazuli, seorang ulama besar yang telah meninggalkan warisan berharga bagi dunia Islam melalui kitab suci Dalailul Khairat. Semangat beliau dalam mencintai dan memuliakan Nabi Muhammad saw. telah memberikan inspirasi dan manfaat abadi bagi umat Islam di seluruh dunia. Semoga kisah hidup dan karya beliau senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi kita semua dalam meniti jalan kebaikan dan cinta kepada Rasulullah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *