Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz

Mengenal Tentang Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz: Sebuah Kilas Balik Inspiratif

Posted on

SlingaDigital – Mengenal Tentang Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz: Sebuah Kilas Balik Inspiratif. Kisah hidup seorang ayahanda tidak hanya menjadi landasan bagi keluarganya, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz, seorang tokoh ulama terkemuka, memiliki perjalanan hidup yang menginspirasi banyak orang. Mari kita telusuri perjalanan kehidupan beliau dan warisan kebaikan yang telah ditinggalkannya untuk umat dan keluarganya.

 

Tentang Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz

Kota Tarim memiliki peran penting dalam pengembangan kitab-kitab klasik, terutama dalam bidang fikih. Banyak ulama yang lahir di kota ini telah memberikan kontribusi berharga, baik dengan menafsirkan kitab-kitab tersebut maupun memberikan catatan kaki pada karya-karya ulama terdahulu. Motivasi mereka bervariasi, mulai dari kepedulian terhadap warisan ilmiah ulama terdahulu hingga tanggapan terhadap permintaan para pelajar yang ingin memahami karya-karya klasik sebagai landasan untuk memahami pemikiran ulama terdahulu.

Salah satu tokoh utama yang patut disebut adalah Sayyid Muhammad bin Salim bin Hafidh, seorang mufti Tarim pada masa lalu. Namanya sudah menjadi bagian dari sejarah di kalangan mahasiswa Al Ahgaff. Terbukti dengan keberadaan namanya yang tercetak di sampul salah satu kitab acuan yang sangat penting dalam kurikulum mereka, yaitu kitab “Faroid.” Kitab ini, yang mereka pelajari di semester kedua, merupakan sebuah karya fenomenal yang mendapatkan banyak pengakuan dari berbagai lembaga pendidikan, terutama di universitas kita yang tercinta. Kitab “Faroid” ini adalah hasil karya dari Sayyid Muhammad bin Salim bin Hafidh, yang merangkum berbagai referensi penting dari kitab-kitab Faroid terdahulu. Oleh karena itu, kitab ini diberi julukan “takmilah.”

Baca Juga:  Menerapkan Teknologi Komunikasi Data

Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz adalah sosok yang memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian dan spiritualitas Al Habib Umar bin Hafidz. Meskipun belum ada informasi spesifik mengenai Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz dalam basis data pengetahuan saya hingga September 2021, namun dapat diantisipasi bahwa beliau mungkin memiliki pengaruh besar dalam membimbing dan memberikan teladan keagamaan bagi Al Habib Umar bin Hafidz. Dalam kebanyakan kasus, tokoh-tokoh ulama besar seperti Al Habib Umar bin Hafidz sering kali memiliki kedalaman ilmu dan keteladanan moral yang tercermin dari pendidikan dan bimbingan yang mereka terima dari orang tua atau wali mereka.

Banyak pelajar yang menimba ilmu dari beliau, di antaranya adalah Syaikh Fadhol bin Abdirrohman ba fadhol (wafat: 1421 H), Syaikhuna Muhammad bin Ali Ba’udhon, dan juga Syaikhuna Muhammad bin Ali Al-Khotib. Mereka semua menjadi dosen di Universitas Al-Ahgoff, meskipun kita tidak sempat merasakan langsung pengajaran dari Syaikh Fadhol. Namun, kita masih dapat merasakan pengaruh dan warisan ilmu yang beliau tanamkan kepada para senior kita.

Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz, adalah seorang ulama yang mendapat sebutan sebagai mufti, penyebar Islam yang sejati, sejarawan, dan pujangga. Kelahirannya terjadi di kota yang disebut sebagai Al Ghonna’, yaitu Tarim, pada sekitar tahun 1332 Hijriah. Dalam perjalanan ilmiahnya, beliau belajar dari berbagai sesepuh dan pemuka ulama Tarim. Salah satunya adalah ayah kandungnya sendiri, Al Habib Salim, yang wafat pada tahun 1378 H. Beliau juga memperoleh ilmu dari kakek dari pihak ibu, Al Habib Ali bin Abdirrohman al Masyhur, yang wafat pada tahun 1344 H.

Tidak hanya itu, Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz juga merupakan alumni dari Ribath Tarim. Saat itu, beliau belajar di bawah bimbingan Maha Guru Al-Mufti Abdullah bin Umar As-Syathiri, seorang pemuka ulama Tarim pada zamannya yang wafat pada tahun 1361 H. Selain dari guru-guru tersebut, beliau juga mengambil ilmu dari ulama-ulama lainnya yang turut berkontribusi dalam penyebaran dan pengembangan Islam.

Baca Juga:  Menjelajahi Potensi Komputasi Kuantum Dalam Analisis Data

Selama hidupnya, Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz adalah sosok otoritas dalam keputusan-keputusan agama yang dihormati banyak orang. Selain itu, beliau juga aktif sebagai pengajar di Ribath Tarim, institusi tempat beliau belajar ilmu agama. Kiprahnya dalam dunia pendidikan tidak hanya terbatas di sana, tetapi juga meliputi berbagai majelis ilmiah yang diadakan di rumahnya dan beberapa masjid di sekitar Tarim.

Tidak hanya itu, beliau juga berbagi ilmu dengan mengajar di sekolah-sekolah yang dikelola oleh lembaga ukhuwwah wal muawanah. Dengan kiprahnya sebagai pengajar, Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz telah berperan dalam menyebarkan pengetahuan agama kepada generasi muda serta menggali pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Islam di komunitasnya.

Beliau memiliki kepribadian yang luwes dan objektif, bukanlah tipe figur yang mencari contoh untuk diikuti. Meskipun tekun dalam menganalisis suatu masalah, beliau tidak terlihat seperti seorang aktivis yang sibuk menghabiskan waktu untuk memperdalam ilmu. Lebih cenderung sebagai pecinta makalah dan tahqiq, hal-hal yang seharusnya kita tanamkan dalam diri sebagai mahasiswa.

Dalam cerita yang terdapat di beberapa kitab tarjamah, beliau digambarkan sebagai individu yang sangat bijaksana. Beliau tidak memandang asal-usul atau kelompok seseorang, dan memiliki sifat keterbukaan yang sangat luas. Meskipun pada suatu waktu beliau pernah disakiti karena dianggap terlalu terbuka, namun beliau tidak memedulikan celaan atau hinaan tersebut. Beliau tetap teguh pada pendiriannya, selalu bergerak menuju kebenaran, meskipun dihadapkan pada ribuan cercaan dan hinaan.

Diceritakan bahwa beliau wafat secara syahid, namun tanggal pastinya tidak bisa dipastikan. Ada kabar yang beredar bahwa pada masa maraknya pemahaman marxisme di Yaman, beliau diculik oleh sekelompok golongan komunis saat sedang menuju masjid untuk menunaikan solat Jum’at pada tanggal 29 Dzulhijjah 1392 H. Sejak saat itu, beliau tidak pernah terlihat lagi.

Baca Juga:  Makna Simbol Sifat Wayang Semar Dalam Budaya Jawa

Di bagian terakhir ini, kami akan menyebutkan beberapa karya-karya beliau yang telah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip. Beberapa di antaranya termasuk:

Dalam bidang fiqih

1. zubdatul hadith fi fiqhilmawarith

2. Takmilat zubdatul hadith fi fiqh al mawarith (tercetak)

3. Al miftah libabinnkikah (tercetak)

4. Al nuqul as sihah ‘ala misykati al misbah (tercetak)

5. Al fawaid at thaminah liqori’i al muktashor wassafinah (tercetak), dll.

 

Penutup

Itulah beberapa informasi tentang Mengenal Tentang Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz: Sebuah Kilas Balik Inspiratif yang bisa SlingaDigital Bagikan. Dengan demikian, kita dapat melihat betapa besar pengaruh dan warisan kebajikan yang ditinggalkan oleh Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz. Semoga perjalanan hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi kita semua dalam berkiprah dan berbakti kepada agama dan masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *