Aksara Jawa Sungsang

Manfaat Aksara Jawa Sungsang

Posted on

Slingadigital.comManfaat Aksara Jawa Sungsang. Penggunaan aksara Jawa Sungsang memiliki manfaat yang sangat mendalam dalam memahami sejarah dan budaya Indonesia.

Dalam artikel ini, Slingadigital.com akan menjelajahi beragam manfaat yang terkait dengan penggunaan aksara Jawa Sungsang, mulai dari memahami naskah-naskah kuno hingga mempertahankan warisan budaya yang berharga. Ayo kita selami bersama manfaat dari aksara Jawa Sungsang.

Aksara Jawa Sungsang

Aksara Jawa Sungsang

 

Rajah Kalacakra dikenal luas di kalangan mereka yang tertarik pada dunia mistik dan supranatural. Selain itu, terdapat beragam versi tentang cara mengamalkan dan menerapkan rajah ini.

Dikabarkan bahwa khodam pemilik Ilmu ini adalah Batara Kala, yang berwujud sebagai raksasa tinggi dengan ketinggian sekitar 3 meter. Konon, Batara Kala sepenuhnya hadir dan memasuki tubuh dalang ketika upacara Ruwatan dilaksanakan.

Kehadiran Batara Kala biasanya bersifat singkat, hanya berlangsung sekitar 2 hingga 3 menit. Dalam waktu yang singkat itu, ia berhasil membuat makhluk halus yang biasanya mengikuti seseorang yang akan diruwat menjadi tunduk dan menjauh.

Menurut kepercayaan Jawa, rajah Kalacakra ini terukir di dada Batara Kala dan kemudian dapat diinterpretasikan oleh Batara Wisnu, yang berperan dengan menyamar sebagai dalang Kandhabuwana.

Rajah Kalacakra biasanya diaplikasikan dalam upacara ruwatan yang disertai dengan kisah Murwakala. Oleh karena itu, Batara Kala kemudian tunduk pada kebijakan Batara Wisnu.

Memanggil Batara Kala secara fisik bukanlah tindakan sembarangan. Hanya sejumlah kecil individu atau dalang ruwat (yang jumlahnya saat ini bisa dihitung dengan jari) yang telah “ditakdirkan” sejak lahir untuk memiliki kemampuan mengendalikan Batara Kala dan memanggilnya selama upacara ruwatan. Walaupun begitu, seseorang juga dapat memperoleh Ilmu ini melalui niat yang tulus dan usaha batin yang teguh serta kuat.

Baca Juga:  Jangkung Keris Junjung Drajat Blambangan

Ada cerita tentang seseorang yang memiliki Ilmu ini, yang mampu memulihkan puluhan murid sekolah menengah yang secara kebetulan terpengaruh oleh makhluk halus. Ia melakukan ini hanya dengan membuka bajunya dan membacakan mantra penutup.

Kekuatan Ilmu ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengobatan fisik dan metafisik, upacara ruwat sengkolo, pengusiran makhluk halus yang mengganggu suatu tempat, melindungi dari berbagai bentuk santet, teluh, dan tenung, menenangkan dendam, iri hati, dan kesombongan, serta berperan sebagai welas asih, pengaman gaib untuk rumah, bangunan, dan tempat lainnya.

Salah satu versi dari berbagai varian praktik Ilmu ini merupakan hasil gabungan atau akulturasi budaya Jawa dengan Islam. Berikut adalah versi tersebut:

  • Melakukan puasa selama 3 hari, dengan hari terakhir berarti menjalani puasa tanpa makan atau minum selama 1 hari 1 malam, tanpa tidur.
  • Saat tiba di tengah malam selama masa puasa, ikuti langkah-langkah berikut ini

Usap menggunakan tangan kanan:

  • Mata 3 X
  • Kening 5 X
  • Ubun-Ubun 1x
  • Pulung Ati 1x
  • Pusar 1x
  • Jempol Kaki kanan kiri 1x

Membaca sabda tunggal:

“SAYA MENGHADAP KE ZAT YANG MAHA SUCI, YANG MULIA, YANG MAHA ESA, YANG BERKUASA SEPENUHNYA TANPA TANDING, KUN FAYAKUN, MENJADIKAN SEGALA CIPTAAN-NYA DENGAN KEINGINAN-NYA, ADA SEKUAT KUASA-NYA, DAN KELUAR DARI KEDRATAN-NYA.”

Dengan membaca niat:

“SAYA BERMUKIM UNTUK MELAKSANAKAN RAJAH KALACAKRA SEPERTI YANG DIMINTA, NIAT UNTUK MELAKSANAKAN AKSARA JAWA BALIKAN.”

Membaca syahadat:

“SELAWAT DAN SALAM, DALAM NAMA ALLAH YANG MAHA PENYAYANG LAGI MAHA PENYAYANG, DAN AKU BERSAKSI DENGAN SYAHADAT YANG AGUNG, TUHANKU SEBAGAI PELINDUNG.”

“KHASBIYALLAH (3 X) WANIKMAL WAKIL NIKMAL MAULA WANIKMAN NASIR”

“TIDAK ADA DAYA DAN KEKUATAN KECUALI DENGAN ALLAH YANG MAHA AGUNG” (dibaca 7x)

“HA NA CA RA KA DA TA SA WA LA PA DHA JA YA NYA MA GA BA TA NGA” (dibaca 1x)

“NGA THA BA GA MA NYA YA JA DHA PA LA WA SA TA DA KA RA CA NA HA” (dibaca 60x)

“NGA THA BA GA MA NYA YA JA PHA PA LA WA SA TA DA KA RA CA NA HA” (dibaca 4x dalam hati dengan lidah ditekuk ke atas)

“NGA THA BA GA” (dibaca 999x)

“MA NYA YA JA” (dibaca 999x)

“DHA PA LA WA” (dibaca 999x)

“SA TA DA KA” (dibaca 999x)

“RA CA NA HA” (dibaca 999x)

===Membaca MANTRA KUNCI penutup===

“YAMAROJA JAROMAYA

YAMARANI NIRAMAYA

YASILAPA PALASIYA

YAMIRODA RADOMIYA

YAMIDOSA SADOMIYA

YADAYUDA DAYUDANA

YASIYACA CAYASIYA

YASIHAMA MAHASIYA”

(mantra kunci ini perlu dihapalkan karena merupakan kunci)

Baca Juga:  Kalender Kerejekian Kepada Mitologi Jawa

Langkah-langkah penggunaan Aksara Jawa Sungsang sebagai berikut:

  • Setelah menyelesaikan periode puasa selama 3 hari, Anda akan memperoleh Ilmu ini.
  • Cara penggunaannya adalah dengan membaca mantra kunci sebanyak 1 kali dan menghembuskannya ke dalam air putih.

Untuk pengobatan, baik secara fisik maupun metafisik, bacalah mantra sambil menghembuskan ke dalam setengah gelas air. Setengah sisanya dapat diusapkan ke tubuh orang yang memerlukan pengobatan.

Untuk melakukan ruwat sengkolo dan mengusir makhluk halus yang mengganggu suatu lokasi, seperti pagar gaib rumah, gedung, atau tempat tertentu, bacalah mantra tersebut dan bakarlah dupa (menyan Jawa) di lokasi yang dimaksud.

Untuk melindungi diri dari berbagai jenis santet, teluh, dan tenung, gunakan air putih yang telah diberkati dengan mantra dan usapkan ke seluruh tubuh.

Untuk mengatasi perasaan dendam, iri hati, kesombongan, dan untuk memupuk sikap welas asih, bacalah mantra tersebut dan arahkan ke foto orang yang bersangkutan.

Untuk mengusir ilmu pesugihan yang dimiliki oleh seseorang, dekati rumahnya dan bacalah mantra kunci. Setelah itu, bersiul. Ulangi proses ini sebanyak 3 kali.

Penutup

Aksara Jawa Sungsang bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan juga sebuah pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan sejarah Indonesia. Dalam menjaga dan memelihara penggunaan aksara ini, kita turut menjaga akar-akar identitas kita sebagai bangsa.

Semangat ini membawa kita untuk terus memelajari dan menghargai warisan nenek moyang kita. Aksara Jawa Sungsang memberi kita pandangan yang unik dan mendalam tentang kekayaan budaya kita, serta menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan leluhur bagi generasi mendatang.

Semoga tulisan ini dapat mendorong kita untuk terus menggali manfaat serta menghargai kekayaan aksara Jawa Sungsang dalam perjalanan budaya dan sejarah Indonesia yang berlanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *