Arti Wawajadaka Daallan Fahadaa

Arti Wawajadaka Daallan Fahadaa (Surat Ad Dhuha Ayat 7)

Posted on

Slingadigital.com – Arti Wawajadaka Daallan Fahadaa (Surat Ad Dhuha Ayat 7). “Wawajadaka Daallan Fahadaa” adalah kutipan dari salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki makna yang mendalam dan penuh hikmah. Kalimat ini terdapat dalam Surat Adh-Dhuha (Surah 93:6) dan mencerminkan kasih sayang serta petunjuk Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga menjadi pelajaran bagi umat Islam. Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah menyelamatkan dan memberi petunjuk pada hamba-Nya yang sebelumnya berada dalam kebingungan atau kesesatan.

Pemahaman terhadap Arti Wawajadaka Daallan Fahadaadapat membuka pemahaman lebih dalam tentang peran hidayah atau petunjuk Allah dalam kehidupan manusia. Selain itu, ayat ini juga mengajarkan tentang pentingnya mencari petunjuk dan jalan yang benar dalam hidup, yang hanya bisa didapatkan melalui kasih sayang dan rahmat Allah.

Untuk lebih memahami arti dan konteks dari ayat ini, mari kita telusuri penjelasan lebih lanjut mengenai “Wawajadaka Daallan Fahadaa” dan bagaimana ayat ini memberi pesan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Wawajadaka Daallan Fahadaa

Wawajadaka Daallan Fahadaa adalah bagian dari ayat 7 Surat Ad-Dhuha (93:7) dalam Al-Qur’an. Lafadz ini mengandung makna yang dalam mengenai petunjuk dan kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW, serta menggambarkan bagaimana Allah memberikan hidayah-Nya. Secara harfiah, “Wawajadaka Daallan Fahadaa” berarti “Mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu).”

Pada masa itu, Nabi Muhammad SAW hidup di tengah masyarakat yang tidak mengenal wahyu dan syariat Allah, serta hidup dalam kondisi yang jauh dari petunjuk Ilahi. Masyarakat Arab pada umumnya terbelenggu oleh kebodohan spiritual, berpegang pada kepercayaan dan kebiasaan yang menyimpang, serta tersebar perpecahan dan permusuhan di antara mereka. Kehidupan mereka penuh dengan kerendahan akidah, keyakinan yang salah, dan perbuatan tercela. Dalam kondisi seperti itu, Nabi Muhammad SAW ditemukan oleh Allah dalam keadaan tidak mengetahui wahyu dan syariat-Nya.

Baca Juga:  Mustika Batu Siluman Macan : Lengkap

Namun, Allah dengan kasih-Nya memberikan wahyu pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Wahyu itu mengubah segalanya, membimbing Nabi untuk menyampaikan ajaran Islam, yang kemudian menjadi petunjuk bagi umat manusia. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang mendalam, yang memberikan petunjuk (hidayah) kepada seorang yang sebelumnya berada dalam kebingungan dan ketidaktahuan.

Ayat ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya petunjuk Ilahi dalam kehidupan. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW menerima petunjuk setelah berada dalam keadaan yang tidak tahu, umat Islam pun membutuhkan petunjuk Allah agar dapat hidup di jalan yang benar, mengikuti syariat-Nya. Hal ini juga mengajarkan pentingnya rasa syukur atas hidayah yang Allah berikan, karena hanya dengan wahyu-Nya umat manusia dapat menemukan jalan yang benar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Surat Ad-Dhuha adalah surat Makiyah yang terdiri dari 11 ayat, dan merupakan surat ke-93 dalam urutan Al-Qur’an. Surat ini diturunkan di Kota Mekkah dan mengandung banyak pesan moral dan penghiburan, terutama bagi Nabi Muhammad SAW, yang pada masa itu mengalami masa-masa penuh tantangan. Salah satu ayat yang terdapat dalam surat ini adalah “Wawajadaka Daallan Fahadaa” yang menjadi simbol dari hidayah Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebagai tambahan, surat Ad-Dhuha memberikan gambaran bahwa Allah selalu memberikan petunjuk kepada siapa saja yang menginginkan cahaya-Nya, dan ini berlaku untuk semua umat manusia yang berusaha mencari kebenaran.

Surat Ad Dhuha ayat 7

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ

Latin: Wa wajadaka ḍāllan fa hadā.

Artinya: mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu); (QS Aḍ-Ḍuḥā [93]:7)

Surat Ad Dhuha diturunkan di Kota Mekah sehingga surat tersebut masuk dalam golongan surat Makiyah.

Arti Wawajadaka Daallan Fahadaa “waktu matahari sepenggalahan naik”, terdiri dari 11 ayat, nomer surat ke-93, juz 30 dalam kitab suci Alquran.

A. Tafsir Ringkas Kemenag

Pada tafsir ringkas Kemenag, ayat Wawajadaka Daallan Fahadaa diartikan sebagai penggambaran Allah terhadap Nabi Muhammad SAW yang sebelum diangkat menjadi nabi berada dalam keadaan bingung dan tidak mengetahui akidah yang benar serta hukum-hukum Allah. Allah melihat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan seperti itu, namun Dia tidak membiarkan Nabi dalam kebingungannya. Sebaliknya, Allah memberikan petunjuk-Nya melalui wahyu, yang memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang syariat Islam dan Al-Qur’an. Petunjuk ini tidak hanya diberikan sekali, tetapi terus menerus membimbing Nabi Muhammad SAW sepanjang hidupnya hingga akhir hayat beliau.

Baca Juga:  Khasiat Mustika Lingga Yoni : Secara Lengkap

Allah tidak membiarkan Nabi Muhammad SAW sendirian dalam menjalankan misinya sebagai pembawa wahyu. Dengan petunjuk-Nya, Nabi Muhammad SAW dapat menyampaikan wahyu yang diterimanya untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Ini adalah wujud kasih sayang dan perhatian Allah yang luar biasa kepada Rasul-Nya, memberikan petunjuk untuk memimpin umatnya keluar dari kebingungannya dan menuju pada kebenaran.

B. Tafsir Tahlili

Dalam tafsir tahlili, ayat ini dijelaskan lebih mendalam, menggambarkan kondisi Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW hidup di tengah masyarakat Arab yang sangat jauh dari pengajaran yang benar. Masyarakat Arab kala itu terjebak dalam kebodohan tentang akidah dan syariat Allah. Mereka terpecah-belah, saling bermusuhan, dan terpengaruh oleh dugaan-dugaan yang salah tentang kehidupan. Keadaan sosial dan moral mereka sangat buruk, penuh dengan kesalahan dalam amal perbuatan, dan mereka mengadopsi ajaran serta kebiasaan yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah.

Nabi Muhammad SAW melihat kerusakan ini dan merasa kebingungan. Beliau bingung bagaimana cara membimbing mereka menuju kebenaran dan bagaimana memulihkan akidah mereka yang telah rusak. Namun, meskipun keadaan umat pada waktu itu sangat terpuruk, Allah tidak membiarkan Nabi Muhammad SAW berjuang sendirian. Allah memberikan wahyu-Nya, memberikan petunjuk melalui Al-Qur’an yang menjadi cahaya bagi Nabi Muhammad SAW. Petunjuk ini menunjukkan jalan yang harus ditempuh oleh Nabi untuk mengubah keadaan umatnya.

Ayat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebelumnya tidak tahu apa itu wahyu (Al-Qur’an) dan apa itu iman. Namun, Allah menjadikannya sebagai cahaya (nur) yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Wahyu ini menjadi penuntun untuk membimbing Nabi Muhammad SAW dan umatnya ke jalan yang benar, yaitu jalan yang lurus (shiraat al-mustaqim).

Baca Juga:  Mengenal Mustika Keong Buntet Secara lengkap

Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Surat Asy-Syūrā (42:52):

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) roh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”

Tafsir ini menegaskan bahwa wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya memberi pengetahuan tentang Al-Qur’an dan iman, tetapi juga menjadi petunjuk yang menyinari jalan yang benar. Ini adalah petunjuk yang membantu Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk memperbaiki keadaan mereka dan mengarahkan mereka ke jalan yang lurus menuju keridhaan Allah.

Kesimpulan

Ayat Wawajadaka Daallan Fahadaa (QS. Ad-Dhuha: 7) menggambarkan kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan memberikan petunjuk-Nya melalui wahyu, yang membantu beliau untuk memahami syariat dan memberikan arahan kepada umatnya. Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya petunjuk Allah dalam kehidupan, karena tanpa wahyu-Nya, umat manusia akan terjebak dalam kebingungan dan kesesatan. Petunjuk Allah melalui Al-Qur’an dan wahyu-Nya adalah cahaya yang mengarahkan kita ke jalan yang benar dan menyelamatkan kita dari kebingungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *